Tribratanews.tribratanews.com- Jakarta. Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Densus 88 Anti-teror dalam rekrutmen taruna/taruni Akpol, Bintara dan Tamtama tahun anggaran 2023. Hal itu dilakukan sebagai upaya deteksi dini paham radikal dan perilaku menyimpang.
Asisten Kapolri Bidang SDM (As-SDM), Irjen. Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M., menjelaskan, dirinya telah memberi arahan kepada SSDM Polri dalam menyempurnakan baterai tes yang menjadi alat uji dalam proses penerimaan Akpol, Bintara dan Tamtama. Tujuannya, untuk mengecek karakter, kepribadian dan mental para calon yang menempuh pendidikan kepolisian.
Baca Juga: Stop! Jangan Lakukan Kebiasaan Ini, Efeknya Buruk Bagi Kesehatan Otak
"Semua itu dilakukan karena kami ingin mereka yang masuk Akpol, Bintara dan Tamtama tidak terpapar paham radikal dan perilaku menyimpang serta intoleran" jelas Mantan Kadiv Humas Polri, di Jakarta, Selasa (18/4/23).
Ia mengaku, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan Densus 88 Anti-teror dan BNPT di Ruang Rapat Biro Dalpers SSDM Polri, Gedung TNCC, Senin (17/4/23) kemarin. Dari hasil rapat tersebut dijelaskan, Densus 88 memiliki tools yang dapat mendeteksi paham radikal yang berbentuk quesioner fisik dan CAT (Computer Assisted Translation).
"BNPT siap untuk berkoordinasi penyiapan konsep deteksi dini paham radikal serta bersedia koordinasi perihal data. Kami juga akan memaksimalkan peran Bhabinkamtibmas untuk melakukan penelusuran anggota Polri,” tegas Irjen Pol. Dedi Prasetyo.
(as/hn/um)