Polda Lampung Pastikan Try Setia Budi Tidak Terlibat Pengeroyokan Ade Armando

13 April 2022 - 17:05 WIB

Tribratanews.tribratanews.com - Bandar Lampung. Hasil dari konfirmasi dengan Kapolres Way Kanan, AKBP Tedy Rachesna, S.H., S.I.K., M.Si., dan penyidik Polres Way Kanan melakukan klarifikasi langsung terhadap Try Setia Budi Purwanto yang diduga sebagai pelaku pemukulan terhadap Ade Armando.

Hasil klarifikasi dengan mendatangi rumah Try Setia Budi Purwanto didampingi Kepala Kampung Lembasung Helmi Ibrahim yang berada di Kampung Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Kab Way Kanan, Lampung pada, Senin (11/4/22). Hasilnya, Try Setia Budi tidak terlibat pengeroyokan Ade Armando.

"Petugas kepolisian dari Polres Way Kanan sudah mendatangi rumah yang bersangkutan dan sudah dilakukan klarifikasi," jelas Kapolda Lampung, Irjen. Pol. Drs. Hendro Sugiatno, M.M., melalui Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, S.H., di Bandar Lampung, Selasa (12/4/22).

Dia melanjutkan hasil klarifikasi tersebut, petugas Kepolisian telah menemui Helmi Ibrahim selaku Kepala Kampung Lembasung, Blambangan Umpu. Dalam pertemuan tersebut, lanjut dia, Helmi Ibrahim membenarkan bahwa Try Setua Budi Purwanto adalah masyarakat kampung setempat.

"Sudah dikonfirmasi kepala kampung setempat membenarkan bawah Try warga setempat dan saat terjadi pemukulan Ade Armando saat unras di depan gedung DPR RI Jakarta. Try masih berada di Kampung Lembasung, Blambangan Waykanan," tutur Helmi.

"Dipastikan bahwa pelaku pemukulan yang di duga mirip dengan Try bukan masyarakat Kampung Lembasung," jelas Helmi.

Sebelumnya, foto Try Budi Purwanto viral di media sosial berserta alamat tempat tinggalnya. Viralnya foto tersebut berawal terjadinya pengeroyokan terhadap Ade Armando saat unjuk rasa mahasiswa di Jakarta.

Sementara, Pakar Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) Rachmat Krisyantono mengungkapkan, politik kebencian itu muncul sejak kontestasi Pilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan terus memuncak pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019.

"Anak bangsa saling serang bukan pada gagasan, tetapi pada aspek SARA yang cenderung negatif dalam suatu kampanye politik identitas yang negatif," ujar Rachmat.

Share this post

Sign in to leave a comment