www.tribratanews.com - Surabaya. Dalam rangka memperingati Hari Jadi Polwan Ke-74, SSDM Polri menyelenggarakan Seminar Nasional dengan Tema "Kekerasan Seksual, Kesetaraan Gender, dan Partisipasi Perempuan dalam Mengambil Keputusan" di Ballroom Hotel Novotel, Samator Surabaya, Selasa (30/8/2022). Seminar Nasional tersebut dibuka langsung oleh As SDM Polri, Irjen. Pol. Drs. Wahyu Widada, M.Phil., secara virtual.
Hadir dalam kegiatan Seminar Nasional tersebut, diantaranya, Gubernur Jawa Timur, yang diwakili oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan Drs. Benny Sampirwanto M.Si., Kapolda Jawa Timur yang diwakili oleh Irwasda Polda Jatim, Kombes. Pol. Mohamad Aris, S.H., Ibu Asuh Polwan Polda Jatim, Ny. Ully Nico Afinta, Kejati Jawa Timur yang diwakili oleh Koordinator Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Nurintan Marolop Novianti Octaviana Sirait, S.H., M.H., Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri, Irjen. Pol. Dr. Dra. Juansih, S.H., M.Hum., Wakapolda Kalimantan Tengah, Brigjen. Pol. lda Oetari Poernamasasi, S.A.P., M.A., dan Karo Binkar SSDM Polri, Brigjen. Pol. Ribut Hari Wibowo, S.H., S.I.K.
Seminar nasional tersebut juga turut dihadiri oleh para Purnawirawan Polri, diantaranya, Irjen. Pol. (Purn.) Apriastini Bakti Bugiansri, S.I.K., Kombes Pol (Purn.) Ida Ayu Suntono, Ketua Umum Derap Warapsari, Kombes. Pol. (Purn.) Dr. Irawati Harsono.
Dalam sambutannya, As SDM Polri mengatakan, selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir, tema kesetaraan gender ini sangat mengemuka dan menjadi perhatian bagi seluruh dunia yang dibahas dalam berbagai forum. Tema ini salah satunya dilatarbelakangi oleh masih adanya kasus-kasus diskriminatif yang bahkan berujung pada kekerasan terhadap wanita dengan didominasi diantaranya adalah kekerasan seksusal, fisik maupun psikis.
"Dalam arahan pada Hari Perempuan Internasional tahun 2021, Bapak Presiden RI menyampaikan bahwa di dunia yang kian terbuka dan modern, setiap orang, laki-laki atau perempuan, punya kesempatan yang sama untuk mengambil peran dan menggapai impian. Semua setara memberi warna bagi peradaban," ungkap As SDM Polri.
Mantan Kapolda Aceh tersebut juga menjelaskan, di Indonesia sendiri, peran perempuan sudah sangat terihat, bukan dari zaman sekarang namun sudah dari zaman penjajahan. Kita melihat pahlawan-pahlawan perempuan yang berjuang bukan hanya berpangku tangan di belakang dapur, namun turun langsung.
"Saat ini di Indonesia kita juga sudah melihat bagaimana peran mempunyai peran yang aktif dan luar biasa. Kita pernah mempunyai presiden perempuan, kita saat ini mempunyai menteri yang perempuan juga, bahkan menteri yang menduduki jabatan esensial yaitu menteri luar negeri dan menteri keuangan," ungkap As SDM Polri.
"Hal ini menunjukkan, perempuan mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk maju mengawal peradaban, mengawal kemajuan Indonesia," tegas As SDM Polri.
"Kita banyak di Jawa Timur, sudah menjadi contoh, ada Gubernur perempuan, ada Bupati perempuan dan dipolisi sendiri ada jenderal-jenderal perempuan. Ini menunjukkan ruang untuk bergerang, ruang untuk meniti karir untuk perempuan tidak berbeda dengan laki-laki," jelas As SDM Polri.
Dalam penjelasannya, As SDM Polri menerangkan, kita ketahui bersama, kehadiran Polisi Wanita itu karena kebutuhan organisasi. Ketika dibentuk di Sumatera Barat, itu adalah dalam rangka kebutuhan untuk melakukan pengecekan membantu pengungsi yang dimana di Sumatera Barat kental dengan syariat Islam, ketika diperiksa oleh laki-laki akan mengalami resistensi. Tetapi karena kebutuhan itu muncul, kehadiran Polisi Wanita di Indonesia dan kebutuhan polwan saat ini semakin besar dan meningkat.
"Selama perjalanan 74 tahun, Polwan sudah menunjukkan kiprah yang luar biasa, prestasi yang luar biasa, karena polwan memiliki sisi-sisi konstruktif dan feminis yang tidak dimiliki pleh kaum laki-laki. Polwan RI sudah dilibatkan dalam berbagai kegiatan-kegiatan dan bidang penugasan. Tidak hanya dibidang pembinaan namun dibidang operasional," pungkas As SDM Polri.