Perbolehkan Anak Punya Akun Medsos, Orangtua Jangan Lepas Kontrol

16 October 2024 - 19:08 WIB
www.tribratanews.com - Jakarta. Kita tahu, gadget saat ini tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat untuk menjalani kesehariannya. Penggunaan gadget bahkan juga sudah mulai mewabahi anak-anak. Padahal, sebagian orangtua mungkin sudah menyadari tentang dampak maupun bahaya gadget bagi anak. Penggunaannya yang berlebihan tentu bisa menimbulkan dampak buruk, bagi kesehatan fisik maupun mental anak.

Selain di rumah dan sekolah, media sosial adalah tempat bersosialisasi bagi anak. Melalui media sosial, anak bisa memiliki lebih banyak teman dan seakan tidak ada batasan. Inilah yang sering ditemukan orangtua saat mengetahui anaknya memiliki akun media sosial. 

Jika melihat dampak negatifnya, melarang anak untuk punya akun media sosial selalu dianggap sebagai solusi terbaik. Namun di sisi lain, sebenarnya media sosial juga memiliki dampak positif, yaitu anak bisa belajar untuk mengembangkan relasi, wawasan, hingga cara bersosialisasi. Jadi, haruskah ayah dan ibu melarang anak untuk mempunyai media sosial?

  1. Bahaya gadget bagi anak jika digunakan berlebihan
Seorang Associate Professor of Paediatrics di Bangkok, Dr. Rawat Sichangsirikarn mengatakan bahwa, ponsel memang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan bantuan gadget, kita dapat memeroleh informasi baru dan berkomunikasi dengan cepat. Namun di sisi lain, mereka punya efek samping yang berbahaya. Dampak tersebut begitu serius ketika para orangtua mengizinkan anak-anak mereka menggunakan teknologi gadget, termasuk ponsel atau tablet untuk jangka waktu yang lama. Hal tersebut akan menimbulkan bahaya gadget bagi anak. Screen time yang berlebihan dapat menimbulkan risiko serius pada kesehatan fisik maupun mental anak. Menggunakan aplikasi yang kurang aman bagi si kecil dan kebebasan akses internet yang tanpa batas juga dapat membahayakan mereka. Misalnya, mereka dapat mengakses jejaring sosial yang berbahaya dan tidak pantas, atau terpapar situs web pornografi atau ancaman pemangsa pedofil.

  1. Cara gadget memengaruhi perkembangan anak
Bahaya gadget bagi anak bisa dirasakan ketika mereka menggunakan gadget terlalu lama. Mereka dapat memengaruhi kesejahteraan fisik, mental, dan emosional anak dalam berbagai cara.
 
  1. Kesehatan fisik
  • Menatap layar ponsel pintar dan gadgetuntuk jangka waktu yang lama meningkatkan risiko gangguan mata, seperti miopia dan mata lelah;
  • Anak-anak dapat mengalami kurang tidur dan kurang bisa fokus. Hal ini mengarah pada siklus tidur yang tidak sehat karena anak-anak lebih mengantuk pada siang hari dan kurang tidur di malam hari. Bahkan, jika setiap 15 menit anak menggunakan perangkat pintar, artinya mereka kehilangan 60 menit waktu tidur;
  • Anak-anak yang usianya lebih kecil bisa mengembangkan gangguan keterlambatan bicara yang lebih lama seiring dengan meningkatnya screen time;
  • Anak-anak dapat mengalami berbagai masalah fisik, seperti peningkatan berat badan karena kurang gerak, insomnia, sakit kepala, nutrisi yang buruk, dan masalah penglihatan.
 
  1. Kesehatan mental
  • Bahaya gadgetbagi anak dapat menimbulkan masalah kesehatan mental dan perubahan perilaku, hingga depresi;
  • Mereka mungkin juga menjadi agresif dan mudah tersinggung jika orangtua tidak memberi mereka akses menggunakan ponsel atau tablet. Iritabilitas juga akan mempengaruhi keterampilan lainnya, khususnya dalam hal menahan diri, berpikir, dan mengendalikan emosi. Padahal, keterampilan ini membentuk dasar untuk kesuksesan di masa depan;
  • Anak-anak dapat mengembangkan berbagai masalah mental, seperti kecemasan, kesepian, rasa bersalah, isolasi diri, depresi, dan perubahan suasana hati. Paparan terhadap gadget juga dapat meningkatkan risiko ADHD dan autisme pada anak-anak.
 
  1. Keterampilan Umum
Anak-anak yang terpapar gadget pintar untuk waktu yang lama bisa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dasar penting lainnya.

Misalnya, mereka tidak belajar bermain secara mandiri atau dengan teman sebaya mereka, mereka kehilangan kesempatan belajar untuk berpikir secara mandiri, kehilangan waktu membaca dan menulis. Ini adalah keterampilan sosial yang sangat penting untuk pertumbuhan di masa depan.

 

   6. Bukan Melarang, Sebaiknya Orangtua Memberikan Pengawasan pada Anak

Media sosial adalah istilah untuk platform online yang digunakan untuk terhubung dengan orang lain, berbagai konten media, dan membentuk jejaring sosial. Beberapa platform media sosial yang populer di antaranya Facebook, Twitter, WhatsApp, Tumblr, Instagram, Pinterest, Skype, YouTube, dan Tiktok. 

Game multipemain daring, seperti World of Warcraft, League of Legends, Clash of Clans, dan The Sims juga menjadi ruang sosial media karena melalui game ini seseorang dapat terhubung dengan pemain lain dan mengobrol sambil bermain. Situs obrolan game juga menjadi cara populer bagi anak-anak dan remaja untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki minat yang sama terhadap game. 

Begitu banyaknya media sosial yang dekat dengan anak, ayah dan ibu tentu akan kesulitan untuk melarang anak untuk punya media sosial. Cara terbaik yang bisa orangtua lakukan adalah mempersiapkan anak untuk menggunakan teknologi pada usia berapapun yang dianggap perlu dan sesuai. Cara melakukannya, yaitu menanamkan rasa menghormati martabat orang lain dan mencerminkan nilai-nilai positif dari yang sudah dipelajari di sekolah dan di dalam keluarga. 

Melarang atau menakut-nakuti anak dalam menggunakan media sosial justru bukan tindakan yang baik. Melarang justru tidak mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia tempat mereka tinggal, dunia realita, dan maya. Dampak negatif yang justru dapat terjadi adalah anak menggunakan media sosial dengan sembarangan dan berisiko. 

Tidak ada salahnya orangtua memperkenalkan penggunaan teknologi dan media sosial yang bertanggung jawab. Hanya saja, mempersiapkan anak sebaiknya secara bertahap, sesuai dengan waktu, tingkat pertumbuhan, dan kematangan anak. Dan penggunaan media sosial sebaiknya salah satu hal terakhir yang boleh diakses oleh anak dari semua pembelajaran yang diperkenalkan.

Ada banyak alasan kuat untuk menunda anak punya media sosial, tapi jika waktunya tiba dan orangtua membiarkan anak untuk memasuki dunia maya, maka ada beberapa pedoman yang dapat ayah dan ibu beritahu pada anak saat mengawasinya
 
  1. Tips menjaga kemanan anak sebagai pengguna media sosial
Jika Sobat Polri sudah menghendaki anak untuk memiliki akun media sosial, sebaiknya Sobat Polri memiliki cara untuk menjaga keamanan anak sebagai pengguna media sosial. Berikut beberapa tips untuk Sobat Polri :
 
  • Berteman dengan orang yang dikenal
Di media sosial biasanya anak remaja berlomba-lomba mengumpulkan follower, kalau belum tembus angka 1000 follower, katanya belum keren. Sobat Polri perlu ingatkan anak, untuk membatasi follower dan cukup following yang penting saja.
 
  • Transparansi dengan orangtua apa yang dilakukan anak melalui media sosial
Orangtua bisa login ke akun anak. Ini adalah cara terbaik untuk mengontrol akun media sosial milik anak mama.
 
  • Kontrol dengan mengecek histori beberapa waktu sekali
Batasi penggunaan media sosial, 1 jam perhari sudah cukup bagi anak sekolah. Pengaturan ini bisa dilakukan di Instagram, setelah melewati batas waktu yang ditentukan, akan muncul pengingat untuk membatasi penggunaan Instagram di hari tersebut.
 
  • Batasi komunikasi dengan orang tidak dikenal
Tidak perlu menjelaskan latar belakang atau asal-usul anak pada orang asing yang tidak dikenal. Kadang tanpa sadar karena merasa sudah sering berkomunikasi pada orang asing, kita tak sengaja jadi menceritakan kegiatan sehari-hari. Ini harus dikontrol dan dihindari. Pastikan orang yang mengetahui kegiatan anak hanyalah orang-orang terdekat saja.
 
  • Tidak bertemu dengan orang asing
Banyak sekali orang mengajak berkenalan kemudian mengajak bertemu. Berawal dari dunia maya, lalu pindah ke dunia nyata. Jangan sampai anak Sobat Polri yang masih kecil bertemu dengan orang asing di luar pengawasan orangtua.
 
Itulah hal yang bisa Sobat Polri lakukan untuk melindungi anak-anak dari gangguan. Ini bisa dianggap sebagai cara agar anak-anak menggunakan media sosial dengan aman. Kalau Sobat Polri, tipe orangtua seperti apa? Apakah anak Sobat Polri sudah diperbolehkan memiliki akun media sosial pribadi?

Share this post

Sign in to leave a comment