Pengamat Menyebutkan Potensi Pertanian dan Perkebunan Berkaitan Dengan Inflasi

7 July 2024 - 14:00 WIB
RRI

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Pengamat Ekonomi UNS Solo, Bhimo Rizky Samudro, SE, M.Si, Ph.D., mengungkapkan bahwa mengapa sektor pertanian dan perkebunan sangat berkaitan dengan inflasi. Ia menjelaskan karena, stok pangan dari hasil perkebunan dan pertanian sangat mempengaruhi kenaikan harga.

"Kenapa sektor pertanian dan perkebunan bisa dikatakan berkontribusi terhadap inflasi atau kenaikan tingkat harga? Ketika stok pangan distribusinya dari produsen ke konsumennya itu terhambat, otomatis akan ada kelangkaan dan kenaikan harga," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Sabtu (6/7/24).

Ia juga mengatakan selain persoalan stok pangan, hasil perkebunan dan pertanian itu juga rentan rusak dan busuk. Karena rusak dan busuk pada pangan tersebut, maka terciptalah kelangkaan pangan.

"Itu menjadi salah satu penyebab adanya kemungkinan kelangkaan stok dan seterusnya. Sehingga arahnya, berkontribusi pada kenaikan harga atau berkontribusi pada inflasi itu sendiri," ujarnya.

Bhimo Rizky Samudro, menilai, sektor perkebunan dan pertanian di Indonesia belum optimal untuk menjaga inflasi. Semua itu, dari banyaknya kasus jalur distribusi pangan yang terhambat.

"Kalau dikatakan optimal atau belum saya katakan ini belum. Ketika jalur distribusinya terhambat otomatis terlalu lama di jalur rantai pasok terlalu panjang, ini bisa berdampak inflasi," tutupnya.

(fa/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment