www.tribratanews.com - Jakarta. Pemotongan hewan kurban saat Hari Raya Iduladha menjadi pengukur puncak ketakwaan umat Islam. Hal itulah yang disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar, M.An, PuhD. selaku Khotib salat di Mabes Polri pagi ini.
Dalam khutbahnya, ia menyampaikan yang sampai kepada Allah dalam sembelihan hewan kurban bukan darah atau daging kurban, tetapi takwa. Artinya, seberapa tinggi keikhlasan dan kepatuhan kita dalam menjalankan perintah ini.
“Peristiwan Qurban Ismail menjadi pelajaran penting bagi kita untuk memulai Pendidikan Tauhid dari rumah tangga,” ujarnya di Lapangan Bhayangkara Polri, Kamis (29/6/23).
Baca Juga: Iduladha, Kapolri Serahkan 476 Hewan Kurban
Ia melanjutkan, rumah adalah awal dan tolok ukur kesuksesan seseorang menempa Tauhid anak. Terlebih, di jaman yang modern ini, kedekatan dengan keluarga diuji dengan kecanggihan teknologi dan kerap menjadi musibah tanpa disadari.
“Seberapa sering kita mengajak anak-anak kita mengaji, salat bareng atau bahkan seberapa sering kita ketemu anak dan ngobrol bercengkrama hal-hal yang sepele hingga hal-hal yang serius,” jelasnya.
Diingatkannya, mendidik anak dalam masalah ketauhidan untuk dunia menjadi kerja keras belakangan ini. Pergaulan bebas, narkoba, informasi dan tontonan tidak mudah lagi disensor.
Ketauhidan seorang anak, ujarnya, menjadi yang lebih berharga dibandingkan dengan harta. Oleh karenanya, ia berharap para hadirin sala Iduladha pagi ini di Lapangan Bhayangkara Polri dapat mencontoh Nabi Ibrahim yang merelakan anaknya untuk disembelih.
(ay/hn/um)