Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Bali melengkapi dirinya dengan sistem pembayaran digital. Selain tuntutan era digitalisasi, juga untuk menyambut para tamu yang akan menghadiri pertemuan kepala negara G20. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah sistem pembayaran digital yang digagas oleh Bank Indonesia. Sehingga konsumen tidak perlu lagi harus membawa uang tunai dan pelaku usahapun tidak repot lagi menyediakan uang kembalian.
Baca Juga : Akan ada Penutupan dan pengalihan arus Lalulintas Menuju GWK
‘’Sejak pandemi kami sudah mulai menggunakan QRIS, meminimalkan pegang uang dan pelanggan juga senang karena mereka bisa memilih mau bayar pakai apa saja,’’ ungkap Raden Adrian Noor, pemilik 25PM Coffee Nusa Dua kepada Tim Komunikasi dan Media G20.
Sekitar 50% dari pengunjung kafenya sudah menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran. Bank sentral cukup gencar mendorong pelaku usaha untuk menggunakan pembayaran secara digital. Bahkan isu ini akan dibawa dalam diskusi G20 melalui forum inklusi keuangan digital untuk memperluas akses bagi pemuda, wanita dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
‘’Dengan menggunakan QRIS lebih gampang, tidak repot menyediakan uang kembalian dan pembayarannya lebih cepat,’’ ungkap Familia Jeria, seorang karyawan Ayam Kremes Bumbu Kuning, yang berada di daerah Jimbaran.
Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho memperkirakan jumlah merchant akan terus bertambah hingga ke kisaran 577.000, sedangkan pengguna diperkirakan bisa mencapai 546.000, hingga akhir 2022.
Berdasarkan volume, setiap bulannya rata-rata transaksi menggunakan QRIS mencapai 1,3 juta atau tumbuh hingga 226%, dibanding periode yang sama Agustus 2021. Sedangkan secara nominal total transaksi mencapai Rp 141 miliar per bulan, atau tumbuh hingga 336% dibanding tahun lalu.
(ta/hn/um)