Tribratanews.tribratanews.com -
Rendahnya budaya literasi, menyebabkan masyarakat mudah terprovokasi oleh informasi yang belum benar teruji.
Rendahnya literasi digital warga yang baru di kisaran angka 3.49 dari skala 1-5, berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia 2024 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Katadata Insight Center (KIC) memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Literasi digital oleh UNESCO disebut berhubungan dengan kecakapan (life skill) karena tidak hanya melibatkan teknologi, melainkan meliputi kemampuan untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk menghasilkan kompetensi digital.
Untuk mengukur tingkat kemampuan literasi digital warga setidaknya ada empat pilar yang dilihat, yakni budaya digital, etika digital, kecakapan digital, dan keamanan digital. Dari empat pilar tersebut, dalam konteks budaya digital kita memiliki poin tertinggi, yaitu 3,9.
Akan tetapi untuk tiga pilar lainnya masih berada di kategori sedang. Dimana etika digital dengan skor 3,53, kecakapan digital 3,44, dan keamanan digital memperoleh skor terendah 3,1. Terkait keamanan digital ini dapat dinilai bahwa kesadaran dan pemahaman masyarakat masih sangat minim sehingga gemar mengunggah data pribadinya ke publik tanpa memahami konsekuensi di belakangnya.
Pengukuran indeks literasi digital digunakan untuk mengetahui status literasi digital di Indonesia sehingga dapat dipastikan upaya peningkatan literasi digital warga semakin tepat sasaran. Terlebih di tahun politik ini, akan muncul isu-isu negatif yang muncul ke publik, sehingga perlu diantisipasi sejak dini oleh Polri.
"Untuk mencegah politik identitas dan provokasi maka Polri dan stakeholders terkait bersama dengan KPU, Bawaslu, Parpol kontestasi pemilu bersama-sama menyiapkan satgas-satgas untuk memberikan sosialisasi, edukasi dan literasi kampanye yang bermartabat, menjaga etika, toleransi, moderasi beragama, dan menjaga persatuan," kata Kadiv Humas Polri,
Irjen. Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M.
Di sinilah pentingnya patroli siber dilakukan secara intensif agar publik tidak mudah menyebarluaskan informasi palsu maupun yang berpretensi menebar kebencian.
Tingginya literasi digital kedepan diharapkan dapat merawat kebinekaan Indonesia, termasuk memperkuat budaya toleransi dan kampanye tentang moderasi beragama di media sosial dan media digital. "Bersama Kominfo dan para pegiat medsos untuk sosialisasi dan kampanyekan moderasi beragama, toleransi dan menjaga kebhinekaan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen. Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M.
Patroli Siber Polri Cegah Meluasnya Politik Identitas Di Tahun Politik
17 June 2022 - 14:05
WIB
Sign in to leave a comment
Read Next
Ideologi Khilafah Belum Mati