Tribratanews.tribratanews.com - Belitung. Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas PUPR Kabupaten Belitung, Masali, menbungkapkan bahwa jumlah wilayah kumuh di Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, terus berkurang dari 68 hektare menjadi 19 hektare. Ini berkat program 'Kotaku' yang digagas Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Pada 2024 luas permukiman kumuh masih sebanyak 68 hektare kemudian turun hingga 38 hektare pada tahun berikutnya," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Kamis (26/9/24).
Dalam keterangannya ia mengatakan kini wilayah permukiman kumuh di Kabupaten Belitung tinggal 19 hektare. "Ini terdiri dari dua kelurahan lagi," ujarnya.
Ia juga menceritakan tentang Kampung Amau yang sebelumnya termasuk wilayah kumuh karena selalu menjadi titik banjir. Berkat program 'Kotaku', volume air di kampung yang berlokasi di area cekungan mulai berkurang.
Di Kampung Amau juga dibangun Taman Siburik yang kini menjadi pusat kegiatan warga untuk rekreasi dan senam pagi. Hanya saja apabila turun hujan tetap masih terjadi genangan karena wilayah itu berada di area cekungan.
"Namun, genangannya tidak tinggi dan dalam waktu 30 menit sudah surut lagi," ujarnya. Sebelumnya, lanjut Masali, ketinggian banjir bisa diatas 1 meter dibandingkan saat ini yang hanya sekitar 20-25 sentimeter.
Pembangunan Taman Siburik di Kampung Amoy, Kelurahan Parit, itu menelan biaya hingga Rp8,5 miliar. Sumber dana diperoleh dari pinjaman dan pekerjaan proyeknya dirampungkan dalam waktu lima bulan.
(fa/hn/nm)