Tribratanews.tribratanews.com - Bengkulu. Kepolisian Daerah Bengkulu, berkesempatan mendapat kunjungan dari Tim Supervisi dan Penelitian Puslitbang Polri. Kunjungan tim puslitbang Polri yang dipimpin oleh Analis Utama Puslitbang Polri Kombes Pol. Ade Djadja Subagdja, S.I.K.,M.H., dalam rangka penelitian tentang strategi pengembangan SDM Polisi Siber (Cyber Police) di satuan kewilayahan dalam rangka mewujudkan Polri 4.0 di Polda Bengkulu. Selasa (26/02/24)
Karo SDM Polda Bengkulu Kombespol. Acmad Muchtarom, S.Sos. dalam sambutannya mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas Kedatangan tim Puslitbang Polri di bumi Rafflesia. Dengan adanya penelitian ini, Karo SDM Polda Bengkulu berharap adanya peningkatan SDM Polisi Siber terlebih pada tingkat Polda sehingga berdampak pada perbaikan dalam penanganan kejahatan Siber.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 3,8 Guncang Wilayah Maluku Hari ini
Sementara itu Analis Utama Puslitbang Polri Kombes Pol. Ade Djadja Subagdja, S.I.K.,M.H., menjelaskan jumlah kejahatan siber semakin meningkat dengan meningkatnya serangan malware terhadap internet di Indonesia, menunjukan bahwa kapasitas yang dimiliki dan dibangun oleh Polri yang saat ini diemban Dit tipidsiber bareskrim polri dalam pelaksanaan tugas penanganan tindak pidana it & cyber crime, sudah overload akibat meningkatnya interaksi publik yang berhubungan dengan internet.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka puslitbang polri melalui bidang tugas dan pembinaan akan melakukan kajian untuk menjawab permasalahan utama “bagaimana strategi pengembangan sdm polisi siber (cyber police) di satuan kewilayahan dalam rangka mewujudkan polri 4.0”. adapun pertanyaan penelitian bagaimanakah kondisi terkini (existing condition) polisi siber di satuan kewilayahan? dan bagaimana pengembangan sdm polisi siber dalam mewujudkan polisi 4.0 menuju era society 5.0.
“Tantangan kompleks di era digital menuntut perubahan mindset dan peningkatan kompetensi SDM Polri agar mampu menghadapi berbagai realita pelayanan di dunia digital, termasuk kolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat sipil, perubahan modus kejahatan yang cepat, serta pemanfaatan teknologi seperti Cyber Physical System dan informasi untuk pencegahan kejahatan,”ujarnya.
(mz/pr/nm)