Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. ASEAN Dengue Day (ADD) merupakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk serius menangani penyakit dengue atau demam berdarah di kawasan ASEAN. Hal tersebut disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam Peringatan ASEAN Dengue Day 2023 di Jakarta.
“Memang yang paling banyak itu di daerah Asia, ini paling banyak. Kemudian Indonesia juga termasuk golongan yang cukup tinggi, selain di Amerika Selatan, sehingga ini jadi hal yang paling bermasalah dan harus dikerjakan bersama-sama,” jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dilansir dari laman antaranews, Senin (12/6/23).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular menjelaskan bahwa ADD digagas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 di Hanoi, Vietnam, pada 30 Oktober 2010. Indonesia menjadi pelopor peringatan ADD pada 15 Juni 2011. Keikutsertaan Indonesia dalam ADD, karena sejumlah tantangan dalam mengatasi dengue di dalam negeri seperti masyarakat lebih banyak memilih fogging.
Hal tersebut menunjukkan kewaspadaan masyarakat tentang gejala awal dengue dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih rendah, sebab lebih efektif jika upaya melalui 3M Plus dan pengadaan Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Kemudian penyelidikan epidemiologi terhadap kasus baik terkait kontak atau risiko lingkungan masih belum maksimal, sehingga pencegahan dan penggerakan di daerah jadi kurang optimal.
Baca Juga: Kemendikbud Kutuk Penyalahgunaan Narkotika di Lingkungan Perguruan Tinggi
“Sistem pembinaan atau kelompok kerja yang belum berfungsi dengan baik menyebabkan laporan kasus sering terlambat, respons terlambat hingga minimnya anggaran operasional. Ini menyebabkan keragu-raguan daerah dalam menentukan status Kejadian Luar Biasa (KLB),” jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mengatakan, adanya perubahan iklim seperti El Nino, yang akan berdampak terhadap tingginya kasus dengue. Karena itu bersama dengan 10 negara di kawasan ASEAN, Indonesia berupaya memperkuat kerja sama mengatasi dengue.
“Pemerintah berupaya menguatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan implikasi negatif dengue bagi masyarakat, keluarga, dan individu. Media juga diajak untuk menyosialisasikan dan advokasi keterlibatan setiap individu dalam komunitas, bahwa pencegahan dan pengendalian dengue merupakan tanggung jawab bersama,” jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
Tujuan lainnya, adalah mempromosikan dan mengampanyekan tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif dan efisien, diantaranya meningkatkan kerja sama antar negara anggota ASEAN (AMS) untuk pencegahan dan pengendalian dengue jangka panjang, termasuk penggunaan teknologi baru dan tepat dalam deteksi dan pemantauan demam dengue dan metode pengendalian nyamuk.
(bg/hn/um)