Kemenkes Akan Percepat Pemerataan dalam Layanan Kesehatan

13 June 2024 - 20:30 WIB
Source Foto: Antara

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melakukan percepatan pemerataan dan keadilan dalam layanan kesehatan.

Salah satunya melalui program pengampuan layanan prioritas Kanker Jantung Stroke dan Uronefro (KJSU) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

“Kebutuhan transfer of knowledge dalam rangka percepatan penguasaan bidang keahlian tertentu seperti transplantasi jantung, tata laksana kelainan jantung bayi dan anak serta pengembangan precision medicine di Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya melalui keterangan tertulis, Kamis (13/6/24).

Dirjen Azhar mengatakan upaya tersebut dilakukan agar publik dapat mengakses layanan tanpa harus lama mengantre atau ke luar provinsi.

Dalam upaya pembangunan di bidang kesehatan, lanjutnya, Kemenkes menjalankan strategi transformasi kesehatan dengan enam pilar, dimana pemenuhan sarana prasarana baik layanan primer maupun layanan rujukan terus dilakukan.

Ia menilai pemenuhan alat-alat diagnostik maupun layanan untuk operasi dapat dengan cepat dipenuhi melalui mobilisasi berbagai sumber pendanaan. Tetapi, lanjutnya, yang masih menjadi tantangan besar adalah ketersediaan SDM kesehatan untuk menjalankan layanan KJSU.

Berbagai langkah terobosan ditempuh guna mengatasi rasio dokter yang rendah di Indonesia yaitu 0,46 per 1.000 penduduk, yang membuat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, yang memiliki rasio dokter di atas 1 per 1.000 penduduk.

Dirjen Azhar mengatakan salah satunya melalui pemanfaatan tenaga medis Warga Negara Asing (WNA) untuk transfer ilmu sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan tertentu, di mana dokter dengan kompetensi dan keahlian tersebut tidak tersedia atau sangat terbatas di RS Kemenkes.

Program tersebut baru-baru ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatera Utara, bekerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi untuk menyelenggarakan transfer pengetahuan dan kegiatan sosial berupa operasi jantung gratis bagi pasien tidak mampu.

Kegiatan tersebut terdiri dari tiga periode pelayanan, yang pertama berlangsung dari awal Mei hingga 27 Mei yang menargetkan 10 pasien. Periode kedua berlangsung dari 2 hingga 9 Juni 2024. Periode ketiga berlangsung dari 25 hingga 1 Juli 2024. Periode kedua dan ketiga menargetkan 15-20 pasien.

Adapun tim medis berjumlah 22 orang dari Arab Saudi, kata Azhar, akan terus membantu menyelamatkan nyawa masyarakat tidak mampu dan juga memberikan ilmu dan keterampilan bedah jantung terbuka tingkat lanjut kepada dokter-dokter Indonesia.

"Sudah banyak Rumah Sakit (RS) Kemenkes yang merupakan RS wahana pendidikan bagi dokter spesialis maupun subspesialis yang melakukan alih teknologi melalui kerja sama dengan tenaga medis WNA," terang Dirjen Azhar.

"Pengaturan terkait program ini akan mengacu pada peraturan dan ketentuan yang ada. Selanjutnya penting bagi para direksi rumah sakit Kemenkes melakukan kajian kebutuhan dan mengusulkan kebutuhan program ini berdasarkan situasi rumah sakit masing-masing," tambah Dirjen Azhar.

(ndt/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment