Kadin Sebut Koperasi Hunian Solusi Bangun Ibu Kota Nusantara

18 August 2024 - 10:18 WIB
RRI

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Memperingati perayaan Hari Raya Kemerdekaan Ke-79 RI, pemerintah terus fokus membangun Ibu Kota Nusantata (IKN). Diketahui Pembangunan IKN Nusantara bisa dijadikan momentum revitalisasi gerakan koperasi. 

Wakil Komite Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri KADIN Indonesia, Ikhwan Primanda, mengatakan, dalam 30 tahun IKN akan dihuni para ASN.

Menurut dia tanpa pemberdayaan ekonomi ASN, Nusantara tidak akan menjadi kota yang hidup dan merdeka. 

Dimulai dari bisnis pengembangan perumahan untuk anggotanya, Koperasi ASN bisa melebarkan bisnis ke kuliner dan jasa-jasa lainnya. Hal ini untuk menggerakkan ekonomi IKN Nusantara. 

"Kalau kebijakan terlalu berpihak kepada penguasaan aset/akses ekonomi oleh elite maka semangat kelas menengah untuk membangun IKN Nusantara akan terbelenggu. Dan jiwa IKN Nusantara tidak akan sempurna merdeka," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Sabtu (17/8/24).

Dalam keterangannya ia menyebutkan bahwa pelibatan koperasi untuk membangun hunian IKN Nusantara bisa mempercepat perpindahan fungsi pusat pemerintahan. Langkah pertama adalah memindahkan 118.513 ASN ke hunian modular yang bisa dibangun dengan cepat. 
Setiap satu hunian modular untuk 80-250 ASN juga bisa dibangun di tengah lahan 6-20 ha. Sehingga pada 2024 ini jumlah ASN yang dipindahkan bisa sesuai skenario optimis sebanyak 14.000-an ASN. 

Langkah kedua, ASN ditawari kavling hak milik 500 m2 untuk membangun sendiri perumahan bekerjasama dengan koperasi pilihannya. Dengan asumsi sebanyak enam tukang bisa menyelesaikan pembangunan 2 Rumah Sederhana Sehat Instant dalam waktu 7-10 hari. 

"Dengan demikian diperlukan 1.000-an pekerja konstruksi. Dan ini untuk membangun 10.000 RISHA dalam satu tahun," ujarnya.

Kemudian, konsep hunian smart-vertical-living yang diusung saat ini sangat mahal untuk kemampuan ekonomi ASN dan juga pemerintah. Sebanyak 47 tower hunian yang dibangun Kementerian PUPR menghabiskan biaya Rp9,3 triliun untuk membangun 2.820 unit hunian atau setara Rp3,3 miliar per unit seluas 98 m2. 

"Jika ASN yang pindah sekitar 118.513 orang, biaya pembangunan hunian yang smart-vertical-living itu akan menghabiskan dana Rp150-390 triliun. Kota Sejong di Korea Selatan bisa menjadi gambaran implementasi dari konsep smart-vertical-living," jelasnya.

Dengan menggunakan konsep koperasi hunian ASN, anggaran Rp 16 triliun per tahun cukup untuk mempercepat perpindahan 118.513 ASN menjadi 12 tahun. Setiap koperasi diberi lahan perumahan 3-4 ha, sehingga konsep hunian tapak untuk 118.513 ASN hanya memerlukan lahan sekitar 9.000 ha. 

"Koperasi ASN cukup membayar Rp15-30 juta per ha, sesuai harga keekonomian lahan perkebunan di Sepaku sebelum ada IKN. Lahan perumahan ASN bisa diambil dari 34.000 ha di kawasan IKN yang sudah dikuasai pemerintah," tutupnya.

(fa/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment