Jalankan Perintah Kapolri, Kabaharkam: Polisi RW Jadi Pendekatan Nyata Pencegahan Kejahatan

17 May 2023 - 22:46 WIB
Foto: Dok. Polri

Tribratanews.tribratanews.com - Yogyakarta. Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen. Pol. Fadil Imran menyebut, Polisi RW hadir sebagai wujud praktik pemolisian modern yang bermuara dari hulu, yaitu pencegahan kejahatan melalui pendekatan nyata dengan masyarakat.

Menurutnya, Polisi RW adalah semua anggota kepolisian yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal, bukan hanya bhabinkamtibmas seorang. Mereka akan menjalankan fungsi polisi RW di tempat mereka tinggal saat ini.

Dijelaskan Kabaharkam, apabila ada anggota yang sedang tugas di lain kota, maka ia akan menjadi Polisi RW di tempat bertugas atau berdinas. Para Polisi RW diharapkan minimal seminggu sekali, dapat berkomunikasi, menjalin silaturahmi, menjadi kawan, jembatan, komunikator, fasilitator serta tempat curhat bagi warga di sekitar tempat tinggalnya, untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan dan ketidaktertiban dalam masyarakat.

"Sesuai arahan Bapak Kapolri, yang menekankan bahwa polisi harus dekat dengan masyarakat dan bersifat humanis. Maka ketika saya diamanahkan memimpin Jakarta, saya berupaya menjalankan perintah tersebut melalui beberapa program yaitu Kampung Tangguh Jaya, Vaksinasi Merdeka, Street Race, ADA Polisi, hingga malam pelayanan," ungkapnya saat menghadiri apel pembentukan Polisi RW di Polda DIY, Rabu (17/5/23).

Baca Juga:  Penantian 32 Tahun, Timnas Indonesia Juarai Sepak Bola SEA Games 2023

Menurut Kabaharkam, dari program tersebut, anggota polisi menjadi lebih dekat, kenal, dan akrab dengan warga. Bahkan, berbagai aksi kejahatan dapat dicegah hingga menurunkan angka kejahatan jalanan, seperti tawuran hingga 49%.

"Perjalanan dari pembentukan berbagai program Inilah yang kemudian menjadi embrio lahirnya Polisi RW di Jakarta, yang kemudian diapresiasi oleh Kapolri, untuk kemudian secara bertahap dijalankan secara nasional," ungkap mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Kabaharkam menjelaskan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa salah satu yang terbukti mampu mengurangi praktik kejahatan, menumbuhkan kepuasan masyarakat, serta meningkatkan kepercayaan publik kepada aparat ialah pemolisian komunitas (community policing), yang berorientasi pada kedekatan polisi kepada masyarakat. Dampak positif dari best practices pemolisian komunitas inilah yang juga dirasakan dampaknya di Indonesia, yang kemudian mewujud dalam program Polisi RW.

“Bila ditanya, apa itu Polisi RW, maka saya akan mengawali dengan mengajukan pertanyaan apakah teman-teman selama ini pernah mengenal seorang polisi di lingkungan tempat tinggal teman-teman? Bahkan dekat dan akrab dengan polisi? Kalau jawabannya tidak, inilah mengapa Polisi RW kami bentuk. Polisi, sebagai bagian dari negara, seyogyanya hadir untuk melihat, mendengar dan melakukan pelayanan yang fokus pada upaya pencegahan kejahatan serta pelanggaran kamtibmas terjadi di masyarakat,” jelasnya.

Lebih jauh Kabaharkam menjabarkan, Polisi RW mulai bertugas di wilayah, seperti Yogyakarta dan Bandung. Mereka akan mulai bekerja dengan melakukan analisa, pemetaan, secara bertahap yang kemudian memilih kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk ataupun catatan aduan kamtibmas yang tinggi.

"Sebagaimana arahan Bapak Kapolri, saya akan terus turun ke bawah, melakukan berbagai evaluasi dan inovasi agar program ini tidak menjadi program lip service ataupun seremoni semata,” ujar Kabaharkam.

Untuk diketahui, program Polisi RW ini sesuai dengan salah satu dari 16 Program Prioritas Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., dalam meningkatkan Pemantapan Kinerja Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

(ay/pr/um)

Share this post

Sign in to leave a comment