Energi Hijau Jadi Primadona AIPF 2023

8 September 2023 - 11:30 WIB
Foto: Media Center KTT ASEAN 2023

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menyatakan bahwa EV Ecosystem and Value Chain merupakan salah proyek yang memiliki peminat sangat tinggi di forum ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF).

“Ada (presentasi) tiga proyek EV Ecosystem and Value Chain, dan yang datang lebih dari 50 orang sampai kapasitasnya tidak mencukupi,” ucap Rosan.

Transisi energi dan energi hijau memang tengah jadi topik hangat. Kawasan Asia Tenggara punya target pengurangan emisi yang didasari data proyeksi, bahwa tanpa tindakan memitigasi perubahan iklim, PDB (produk domestik bruto) kawasan ASEAN akan menurun pada 2048, dan menjadikan ASEAN pasar paling rentan di kawasan Asia. Untuk mencapai target pengurangan emisi, diperlukan investasi kumulatif lebih dari US$1,5 triliun pada tahun 2030.  

KTT ke-43 ASEAN yang diselenggarakan di Jakarta pada 5-7 September 2023 mencerminkan semangat negara-negara ASEAN untuk mendorong penggunaan energi ramah lingkungan. Dalam AIPF, topik diskusi unggulan adalah renewable energy, pengembangan green hydrogen, green ammonia, refinery alumina, battery value chain serta infrastruktur jalan tol dan pelabuhan. 

Agenda AIPF hari kedua yang berlangsung pada Rabu, 6 September 2023 diisi Leaders Talk, Briefers, CEO Fireside Chat dan panel discussion. Semua membahas pendalaman dari tiga subtema AIPF, yakni Green Infrastructure and Resilient Supply Chain, Sustainable and Innovative Financing, serta Inclusive Digital Transformation and Creative Economy.

Baca Juga:  Jurnalis Asing Akui Pelayanan Terbaik Media Center KTT ke-43 ASEAN

Energi bersih ternyata juga menjadi salah satu dari empat sektor yang dijadikan prioritas oleh Australia untuk mengembangkan kerja sama bisnisnya. Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury, menyampaikan bahwa Asia menjadi kawasan tujuan utama investasi bagi Australia, sesuai Australia South East Asia Economic Strategy to 2040.

“Untuk itu beberapa sektor yang menjadi prioritas sesuai yang disampaikan Perdana Menteri Anthony Albanese ada di empat sektor, yakni pertanian dan pangan, ketahanan energi dan transisi energi bersih, infrastruktur, serta pendidikan,” kata Pahala.

Hal senada diutarakan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam sesi terpisah. Kishida menyebut, sejalan dengan ASEAN Connectivity Initiatives, Jepang akan meningkatkan konektivitas dengan negara-negara ASEAN, khususnya pada enam area yakni pembangunan infrastruktur dan transportasi, konektivitas digital, maritim, ketahanan rantai pasok, green energy, serta sumber daya manusia dan pembangunan.

Sementara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyampaikan harapan dapat mengembangkan kerja sama inovatif yang fokus pada pembangunan sumber daya manusia, infrastruktur, manajemen laut, mitigasi dan manajemen bencana, serta renewable energy. Program ASEAN-Canada Strategic Partnership menaikkan kegiatan ekspor impor Kanada dengan ASEAN hingga 29% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Business matching yang dihadiri oleh lebih dari 185 investor nasional maupun internasional dari 129 perusahaan selama dua hari AIPF berhasil mendeteksi potensi kerja sama senilai US$32 miliar (sekitar Rp490,59 triliun) untuk Indonesia dan US$810 juta (sekitar Rp12,4 triliun) untuk negara-negara anggota ASEAN lainnya. 

“Meskipun total project dalam business matching ini belum final, diharapkan agenda tersebut dapat meningkatkan kerja sama dan juga pemahaman akan kebutuhan investasi yang diharapkan oleh seluruh negara yang bergabung dalam rangkaian agenda AIPF,” jelas Pahala.

(ta/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment