Tribratanews.tribratanews.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan cuaca di Bandung, Jawa Barat, panas dan lebih kering. Situasi itu menyebabkan suhu terasa semakin panas. Sedangkan, volume hujan sangat rendah.
Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan, pengamatan BMKG Samudera Pasifik area Nino 3,4 maka BMKG dan beberapa badan meteorologi dunia memprediksi peluang lebih dari 60 persen El Nino di wilayah Kontinen Maritim pada semester kedua tahun 2023.
“Bila El Nino ini terjadi, maka wilayah Jawa Barat akan termasuk pada wilayah terdampak El Nino di Indonesia. Termasuk juga wilayah Bandung Raya,” jelasnya, dilansir dari pmjnews, Kamis (12/10/23).
Wilayah Bandung Raya akan mulai memasuki Musim Kemarau pada Mei dasarian II hingga Juni dasarian I. Berdasarkan pantauan BMKG Bandung, terjadi penurunan jumlah curah hujan dasarian di beberapa pos pengamatan curah hujan.
Baca Juga: Bawaslu Hadapi Persoalan Tangani Netralitas ASN
Di Jalan Cemara Kota Bandung, hujan pada Mei dasarian I berjumlah 220 mm dan pada Mei dasarian II berjumlah 65 mm. Hal tersebut berlaku juga pada curah hujan di wilayah Lembang.
Pada Mei dasarian I curah hujan berjumlah 156 mm. Sementara itu, pada dasarian II berjumlah 8 mm.
“Perlu dipahami, bahwa musim kemarau tidak berarti hujan akan tidak terjadi sama sekali, tapi tetap terjadi namun dengan frekuensi dan intensitas yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan musim hujan dan masa peralihan,” tambahnya.
Untuk diketahui, pada puncak musim hujan Kota Bandung di bulan Juli dan Agustus, nilai curah hujan klimatologisnya adalah 73 mm dan 54 mm berturut-turut. Hal ini membuktikan bahwa hujan tetap terjadi bahkan pada puncak musim kemarau sekalipun.
(ek/pr/nm)