BRIN: Virus Mpox Clade Ib Terindikasi Menular Lebih Cepat

5 September 2024 - 09:00 WIB
Source Foto: Antara

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut virus cacar monyet atau monkey pox (Mpox) varian Clade Ib terindikasi memiliki tingkat penularan lebih cepat dan keparahan lebih tinggi, termasuk terhadap populasi anak-anak. 

"BRIN sebagai badan organisasi riset memiliki salah satu tanggung jawab dalam upaya pencegahan wabah/KLB di Indonesia. Penelitian lebih lanjut perlu terus dilakukan terkait epidemiologi, transmisi dan pengembangan vaksin atau terapi baru dalam upaya pengendalian Mpox," jelas Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Ni Luh Putu Indi Dharmayanti dalam keterangan resmi, Rabu (4/9/24).

Kepala Indi menjelaskan, Mpox dipengaruhi oleh beberapa clade yaitu clade Ia, clade lb, dan clade Ilb. Clade Ia berkaitan dengan kasus yang terjadi pada anak-anak dan juga dewasa dengan manifestasi klinis yang lebih berat.   

Sedangkan clade lb dan Ilb, penularan antar manusia sebagian besar terjadi melalui kontak seksual. Skrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.

Kepala Indi menjelaskan untuk mencegah peningkatan kasus Mpox, pemerintah melakukan gerak cepat dengan memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk negara dan mengaktifkan kembali pelacakan mobilitas pelaku perjalanan melalui aplikasi SATUSEHAT Health Pass.

Diketahui, pemerintah telah mengaktifkan kembali sistem deteksi dini penyakit menular guna mencegah importasi penyakit Mpox di dalam negeri.

Upaya tersebut merupakan strategi surveilans yang ditempuh pemerintah dalam merespons kemunculan strain Mpox terbaru yang bernama 1B, karena lebih berisiko mematikan dari strain pendahulunya, 2B.

"Strain 1B ini fatalitasnya lebih tinggi daripada yang sebelumnya, yang ada di Indonesia, di Asia itu umumnya 2B. Jadi rupanya kekhawatirannya lebih, karena adanya varian baru yang fatalitasnya mendekati 10 persen dibandingkan dengan varian lama yang 0,1 persen," ujar Kepala Indi.

Metode Electronic Surveillance Card sama halnya seperti Aplikasi Pedulilindungi yang sebelumnya diterapkan sepanjang periode pandemi COVID-19. Setiap orang yang datang dari luar negeri, akan memindai kode batang atau QR code, yang merekam riwayat perjalanan, dengan notifikasi warna kuning, hijau, dan merah.

Kemenkes pun sudah menyiapkan dua unit mesin PCR yang bisa 30-40 menit mendeteksi gejala Mpox, masing-masing disimpan di Jakarta, Cengkareng, dan Bali.

(ndt/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment