Tribratanews.tribratanews.com - Makassar. Banjir yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebabkan ribuan warga mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sebanyak 554 KK (Kartu Keluarga) atau 1.869 jiwa mengungsi di pengungsian yang telah disediakan, Selasa (14/2/23).
"Akibat banjir tersebut. Sebanyak 554 KK atau 1.869 jiwa mengungsi dan sebagian besar dievakuasi di 21 titik pengungsian," jelas Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dilansir dari rri.co.id, Selasa (14/2/23).
Baca juga : BNPB: Pengungsi Gempa Papua Capai 2,136 Jiwa
Data dari Pusdalops BNPB menyebutkan, wilayah terdampak berada di tujuh kecamatan. Yakni Kecamatan Manggala, Ujung Pandang, Rappocini, Mamajang, Tamalanrea, Biringkanaya, dan Makassar.
Hujan deras yang terjadi sejak Senin pukul 03.00 WITA (13/2) hingga siang hari disertai naiknya permukaan air laut menyebabkan banjir. Kerugian material akibat banjir, sedikitnya 554 unit rumah terendam.
Selain itu, luapan air menyebabkan genangan antara 50 cm hingga 100 cm. Sehingga akses dan aktivitas warga menjadi terganggu, karena kendaraan tak bisa melintas.
"Upaya penanganan bencana banjir dilakukan oleh Tim BPBD kota ke lokasi kejadian membantu mengevakuasi warga. Serta barang-barang serta melakukan pendataan rumah terdampak dan kebutuhan mendesak," ungkapnya.
BPBD Kota Makassar melaporkan pada Senin (13/2) banjir sudah berangsur surut, namun cuaca masih hujan. Prakiraan cuaca per 14 sampai 15 Februari 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca Kota Makassar didominasi cuaca hujan berawan pada siang hari, dan hujan pada malam hari.
"Mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk selalu waspada dan siaga. Pastikan saluran drainase bekerja optimal dan perkuat jejaring peringatan dini tingkat komunitas," ungkap Abdul Muhari.
(fz/hn/um)