Tribratanews.tribratanews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di wilayah pesisir. Peringatan ini terkait dengan potensi gelombang tinggi yang diperkirakan akan terjadi pada 1-2 Oktober 2023 di beberapa wilayah perairan.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati selama periode tersebut.
Menurutnya, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya akan bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan angin berkisar antara 8 hingga 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, pola angin umumnya akan bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan antara 8 hingga 25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara dan perairan Merauke," jelasnya, dilansir dari beritasatu, Minggu (1/10/23).
Hal ini lantas menyebabkan peningkatan potensi gelombang dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter di berbagai wilayah, termasuk:
Baca Juga: New York Diterjang Banjir, Hingga Kereta Kereta Bawah Tanah Tergenang
- Perairan utara Sabang
- Perairan barat Aceh
- Selat Sape bagian selatan
- Selat Sumba bagian barat
- Laut Sawu
- Perairan Pulau Rote-Kupang
- Samudra Hindia Selatan Kupang
- Laut Natuna Utara
- Selat Makassar bagian selatan
- Laut Flores bagian timur
- Perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud
- Samudra Pasifik Utara Halmahera
- Laut Maluku bagian utara
- Perairan utara Halmahera
- Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar
- Perairan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru
- Laut Arafuru
Selain itu, terdapat potensi gelombang lebih tinggi, mencapai ketinggian 2,5 hingga 4 meter, yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah termasuk:
- Samudra Hindia Barat Kepulauan Simeulue-Lampung
- Perairan barat Kepulauan Simeulue-Lampung
- Perairan Pulau Enggano-Bengkulu
- Selat Sunda bagian barat dan selatan
- Perairan selatan Banten-Pulau Sumbawa
- Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan
- Samudra Hindia Selatan Banten-Pulau Sumba.
Eko Prasetyo juga menambahkan nelayan dan pelaut untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran mereka. Moda transportasi seperti perahu nelayan (dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal tongkang (dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter), kapal feri (dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter) harus berhati-hati dalam melaut.
Dengan mematuhi imbauan ini, diharapkan masyarakat pesisir Indonesia dapat menghadapi potensi gelombang tinggi dengan lebih siap dan aman selama periode yang telah ditentukan. Tetap waspada dan berhati-hati adalah kunci untuk menjaga keselamatan selama kondisi cuaca yang ekstrem ini.
(ek/hn/nm)