Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. BKMG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), menyebut penyebab terjadinya 16 titik api (hotspot) di wilayah Riau terjadi karena faktor manusia. Sedangkan cuaca atau iklim tidak memicu langsung dari titik api tersebut.
"Hotspot ini manusia sendiri yang membakar lahan," ujar Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Ahli Pertama BMKG Pekanbaru, Edi Rahmanto, dilansir dari laman RRI, Senin (9/9/24).
Edi Rahmanto, menjelaskan, kondisi titik api di Riau apabila cuaca dalam kondisi kering. Maka masyarakat berlomba-lomba untuk membakar pelepah sawit.
"Nah ini yang biasanya yang menyebabkan hotspot, jadi hotspot di Riau karena pemanenan sawit sendiri," ujarnya.
Selanjutnya ia menjelaskan terkait hal ini, Pemerintah Provinsi Riau telah melakukan penanggulangan. Salah satunya, masyarakat yang memanen Sawit sebaiknya, batangnya ditaruh saja sehingga terjadi pembusukan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Venue PON XXI di Aceh
"Dengan pembusukan atau dekomposisi maka dapat menjadi pupuk organik," jelasnya.
Selain itu, menurutnya, jika ada masyarakat berkeinginan membuka lahan baru untuk perkebunan Sawit.
Pemerintah Provinsi Riau juga mempunyai program meminjamkan alat berat untuk meminimalkan kebakaran.
"Karena pembukaan lahan ini besar terjadinya hotspot, masyarakat biasanya dalam membuka lahan dengan cara mudah yaitu dibakar," jelasnya.
Sebagai informasi, Pemprov Riau sendiri telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor: Kpts.293/III/2024 yang ditandatangani Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Hariyanto. Status siaga ini akan berlangsung hingga akhir November 2024.
Sementara itu, alam upaya pencegahan dan penanganan Karhutla, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menambah armada helikopter water bombing (WB). Total ada delapan helikopter WB dan patroli yang dikerahkan untuk memadamkan api.
Selain itu, operasi hujan buatan atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga terus dilakukan untuk mengendalikan kebakaran. BMKG mencatat total hotspot di wilayah Sumatera mencapai 321 titik. Sumatera Selatan menjadi daerah dengan jumlah hotspot terbanyak yaitu 139 titik.
Diikuti oleh Jambi dengan 60 titik, Lampung 55 titik, dan Bangka Belitung 41 titik. Sedangkan di Riau sebanyak 16 titik.
(fa/hn/nm)