Binmas Polda NTB Sosialisasikan Bahaya Faham Radikalisme di Ponepes Gunung Gasela

31 August 2022 - 15:39 WIB

Tribratanews.tribratanews.com - Guna mencegah penyebarnya faham yang dapat mengganggu kamtibmas, Binmas Polda NTB melakukan sosialisasi ke sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Sumbawa, sosialisasi ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Gunung Galesa, pada Selasa (30/08/2022).

Sosialisasi ini dihadiri oleh Ketua Ponpes Gunung Galesa, Drs. H. Muhammad Putra Akbar M.Pd.I, Wadir Binmas Polda NTB, AKBP. H. Zamroni S.Ag, Kasubdit Bintibsos Polda NTB, AKBP. I. Wayan Arsika, Kasat Binmas Polres Sumbawa, Iptu. Abdul Muis Tajudin, Kapolsek Moyo Hilir, Iptu. Ruslan, perwakilan Kantor Kemenag Sumbawa, Ustad H. Faisal Salim, S.Ag, dan sejumlah pihak terkait lainnya. Sosialisasi ini dilakukan, untuk menyampaikan terkait bahayanya faham intoleransi, radikalisme dan anti Pancasila.

Kasi Humas Polres Sumbawa, AKP. Sumardi, S.Sos mengatakan, kegiatan itu mendapat sambutan yang sangat positif dari pihak Pondok Pesantren Gunung Galesa. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi itu, diharapkan dapat disampaikan kembali oleh para pengurus Pondok kepada semua santri. “Dengan harapan, para santri pondok pesantren tersebut menjadi generasi terbaik untuk NKRI,” ujarnya.

Sumardi memaparkan, dalam sosialisasi itu, Wadir Binmas Polda NTB memberikan materi terkait pancasila. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan bangsa. Namun situasinya tetap aman dan damai. “Karena itu, persatuan ini harus terus dipelihara, dengan pancasila sebagai dasar dan ideologi negara,” imbuh Kasi Humas.

Sementara itu, lanjut Sumardi, perwakilan Kantor Kemenag Sumbawa menyampaikan, bahwa faham radikal sudah berkembang secara luas di dalam dan luar negeri. Faham tersebut muncul di karena-kan ketidak percayaan dan kepuasan terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Faham ini meng- anggap bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah tindakan yang benar. “Padahal tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menganut faham tersebut merupakan tindakan yang mengancam kesatuan NKRI,” tuturnya.

Ia juga mengatakan, Adapun usaha atau upaya untuk mengatasi terjadinya paham radikalisme antara lain bisa dengan diadakan pembinaan tentang pemahaman agama yang baik. Melalui pendidikan formal maupun non formal untuk mengantisipasi masuknya paham radikal tersebut

Disampaikannya juga, Indonesia terus diguncang berbagai tindakan radikalisme. Realitas ini jelas bukan sesuatu yang lumrah dan tidak menyenangkan bahkan dapat menghancurkan citra Islam itu sendiri. “Hal itu secara otomatis telah menjadi tugas bagi para pemimpin agama Islam dan pemimpin negara. Guna bersama-sama merapatkan barisan, berpegangan tangan untuk maju bersama dalam mem-bangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.

Share this post

Sign in to leave a comment