Bangga Berbatik, YBI Komitmen Pertahankan Batik Jadi Identitas Budaya Indonesia

3 October 2024 - 07:34 WIB
RRI

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Dalam acara 'Bangga Berbatik' yang digelar mulai 2-6 Oktober 2024. Ketua YBI, Gita Pratama Kartasasmita, mengatakan, acara tersebut menjadi misi yang diemban YBI untuk tetap mempertahankan identitas dan simbol solidaritas warisan budaya Indonesia yang tidak dimiliki negara lain.

Menurutnya, saat ini batik dapat dikenakan kemana pun untuk acara apa saja. Bahkan, tidak hanya acara formal, namun batik bisa dikenakan di acara nonformal.

"Kamu mau pergi ke pantai, bisa, mau pergi ke restoran, kafe, bergaul dengan teman-teman, atau meeting-meeting, bisa batik itu. Terus color, warna, atau motif juga menarik," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Rabu (2/10/24).

Dalam keterangannya ia mengungkapkan saat ini penetrasi batik fokus menyasar generasi (gen) Z sebagai aset bangsa yang kreatif. Di mana, kalangan gen Z cenderung lebih menyukai warna dan motif batik yang tidak kaku.

"Saya rasa itu yang bikin batik akan terus bisa maju. Terlebih dengan tetap melestarikan apa yang memang sudah menjadi motif tradisional kita," jelasnya.

Gita Pratama Kartasasmita, meyakini pemakai batik akan mengalami regenerasi ke generasi selanjutnya. Anak muda, menurut Gita, memiliki peran dalam melestarikan warisan budaya bangsa seperti batik.

Tahun ini, YBI memilih batik Gedog Tuban sebagai ikon HBN 2024. Alasannya, batik asal Tuban, Jawa Timur itu mulai terancam punah.

"Batik tuban itu spesial buat kami, karena di dalam satu daerah, di dalam satu tempat, itu ada daerah yang tumbuhnya pohon kapas, lalu kapasnya ini sendiri ada warna putih, ada warna coklat, jadi khas dari Tuban, lalu ditenun. Tenunnya karena bunyinya gedok-gedok, jadi disebut gedok, kemudian habis ditenun, lalu dibatik, makanya disebut batik tenun Gedok Tuban," jelasnya.

Selama lima hari, 'Bangga Berbatik' yang juga didukung oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian tersebut menghadirkan sejumlah acara. Di antaranya acara musik, pameran edukasi, fashion show, talkshow sociopreneur hingga bazar UKM.

"Pengunjung juga dapat menikmati immerse experience di mana menampilkan animasi batik yang sudah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kemenkumham. Yaitu Batik Nitik, Batik Besurek, Batik Complongan, Batik Sarung Pekalongan, dan Batik Lasem," jelasnya.

Diketahui bahwa puncak acara, digelar Hari Batik Fun Run and Walk di Plaza Sudirman Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Sekaligus momen penggalangan donasi untuk mendukung kegiatan YBI dalam melindungi, melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan batik.

Sebagai informasi, UNESCO mengukuhkan batik sebagai warisan budaya tak benda bangsa Indonesia pada 30 September 2009. Pemerintah pun akhirnya menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional (HBN).

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment