Anindito Aditomo Sebut Pendidikan Literasi Finansial Bersifat Fleksible

22 October 2024 - 18:30 WIB
RRI

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
, Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D., menyebutkan bahwa pendidikan literasi finansial di sekolah bersifat fleksibel. Sehingga, tidak hanya menjadi tanggung jawab para guru serta lembaga pendidikan.

"Banyak orang memiliki akses ke layanan keuangan. Tetapi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka tentang cara mengelola keuangan masih sangat rendah," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Selasa (22/10/24).

Dalam peluncuran Panduan Pendidikan Literasi Finansial bertajuk 'Bergerak Bersama untuk Pendidikan Literasi Finansial dalam Kurikulum Merdeka', ia berharap semua pemangku kebijakan diharapkan turut memberikan kontribusi nyata meningkatkan kemampuan siswa terkait hal ini.

"Ini harus kita kerjakan bersama-sama secara sistematis," ujarnya.

Menurut dia, literasi finansial yang termasuk dalam Kurikulum Merdeka amat penting diterapkan bagi anak didik sejak usia dini. Hal ini, tentu akan membuat para siswa memahami cara mengelola uang dengan baik, menghindari kesalahan, dan mengembangkan kebiasaan sehat menggunakan uangnya di masa depan.

"Kalau kita ingin anak-anak nantinya merdeka secara finansial maka mau tidak mau harus memahami tentang literasi finansial. Karena ini sebagai bekal mereka," jelasnya.

Selanjutnya, ia mengatakan literasi keuangan bukanlah kebijakan baru, melainkan sekumpulan resources atau sumber daya, alat-alat atau metode yang akan memudahkan guru di sekolah. Utamanya untuk memberikan pemahaman atau literasi finansial kepada muridnya melalui Kurikulum Merdeka.

Apalagi, fakta saat ini menunjukkan rendahnya literasi keuangan pada generasi muda. "Hal ini akan dapat membentuk karakter dan kebiasaan mengelola keuangan yang baik di masa depan," jelasnya.

Menurutnya, rendahnya literasi keuangan bukan hanya berdampak pada diri sendiri tetapi dampak kolektifnya sangat besar. Karena, lanjut dia, keputusan-keputusan finansial yang diambil amat buruk dan dampak berantainya besar.

"Misalnya, seseorang yang punya literasi rendah, dia akan cenderung terjerat untuk berutang. Itu bisa saja merugikan keluarganya," tutupnya.

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment