Tribratanews.tribratanews.com – Jakarta. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengingatkan dunia global terkait darurat kesehatan dan potensi pandemi baru yakni Disease X.
Disease X adalah penyakit serius pada manusia yang disebabkan oleh patogen yang tidak diketahui dan berpotensi menjadi wabah, sesuai namanya yang terdengar misterius, disease X merujuk pada penyakit serius tertentu yang disebabkan oleh mikroba, namun belum diketahui jenisnya.
Wabah disease X juga lebih berpotensi muncul di negara-negara yang memiliki hutan tropis dan satwa liar, namun kelestarian alamnya tidak terjaga. Pasalnya, patogen berupa virus, bakteri, atau jamur sangat mudah berkembang pesat saat terjadi kerusakan alam, Di tengah ekosistem yang tidak stabil, berbagai patogen dapat mengalami perubahan karakter dan menginfeksi manusia.
WHO telah memperingatkan bahwa disease X bisa menyerang kapan saja, Dalam 20 tahun terakhir, setidaknya sudah ada lima penyakit baru yang mewabah dan memakan banyak korban, yaitu SARS, Ebola, MERS, Zika, serta Covid-19.
Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Catat, Ini 6 Pengganti Gula yang Alami dan Sehat
Sebagian ahli menyebutkan bahwa disease X kemungkinan akan disebabkan oleh “patogen X” berupa virus RNA. Penyakit ini diperkirakan merupakan zoonosis, atau infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, ada juga ahli yang percaya bahwa patogen X mungkin saja dibuat oleh manusia.
Saat ini, setidaknya ada 25 keluarga virus dan masing-masing terdiri dari ribuan jenis virus. Semuanya berpotensi menjadi ancaman kesehatan baru secara global.
Ada tiga faktor utama yang dapat mendorong jutaan virus yang belum diketahui berkembang menjadi pandemi, yaitu globalisasi, kelebihan populasi perkotaan, dan penggundulan hutan.
Untuk mengantisipasi disease X, WHO menyerukan perlunya penambahan dana dalam penelitian disease X. Selain itu, WHO juga merekomendasikan pembuatan vaksin lebih lanjut untuk memberikan perlindungan dalam menghadapi pandemi berikutnya.
Pasalnya, disease X diperkirakan akan menyebabkan pandemi dalam skala yang sama besar dengan flu Spanyol pada tahun 1918 yang menewaskan hingga 50 juta orang di seluruh dunia.
(rd/pr/nm)