Waspada, Ini Sederet Penyakit yang Bisa Timbulkan Gejala Keringat Dingin

15 December 2023 - 07:15 WIB
Sweatblock

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Keringat dingin atau diaphoresis merupakan kondisi saat seseorang merasakan kedinginan pada tubuh saat berkeringat secara tidak normal.

Terlepas dari seberapa panas atau dinginnya lingkungan. Biasanya, kondisi ini timbul ketika seseorang sedang alami nervous.

Meski begitu, kondisi ini juga dapat muncul akibat kondisi lain yang menghambat oksigen atau peredaran darah ke seluruh tubuh.

Maka dari itu, bukan berarti diaphoresis dapat kamu sepelekan. Sebab, ada beberapa penyakit atau kondisi medis yang menimbulkan kondisi ini sebagai gejalanya.

Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (14/12/23), berikut sederet penyebab yang dapat menimbulkan gejala keringat dingin, antara lain:
Baca Juga: Tim Satgas Preemtif OMB Polri Laksanakan Silaturahmi dengan Tokoh Masyarakat Habib Lutfi Alattas di Jakarta

1. Syok

Syok terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap lingkungan yang ekstrem atau cedera parah.

Ketika tubuh mengalami syok, organ-organ tidak menerima oksigen atau darah sebanyak yang tubuh butuhkan untuk menjalankan fungsi vital.

2. Stres

Stres atau kecemasan bisa terpicu oleh berbagai hal. Umumnya, stres dapat terjadi akibat tanggung jawab yang berlebihan. Seperti tanggung jawab di rumah, di tempat kerja atau di sekolah.

3. Mual

Mual termasuk kondisi ringan yang bisa hilang dengan sendirinya. Ketika kamu mual, pasti merasa tidak enak badan dan ingin muntah, meskipun kamu tidak selalu muntah ketika merasa mual.

4. Migrain

Migrain merupakan jenis sakit kepala yang menyebabkan sakit parah untuk waktu yang lama. Keringat dingin biasanya terjadi selama migrain karena tubuh merespons rasa sakit.

Tak hanya diaphoresis, migrain dapat menyebabkan pengidapnya kesulitan bicara, penglihatan kabur, dan sensitif terhadap cahaya.

5. Vertigo

Berbeda dengan migrain, vertigo adalah pusing yang timbul dari perasaan seperti ruangan sekitar yang berputar.

Kondisi ini umumnya terjadi akibat masalah dengan telinga bagian dalam dan kondisi yang berhubungan dengan dengan otak.

6. Pingsan

Pingsan (sinkop) terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen ke bagian otak. Keringat dingin dapat muncul tepat sebelum atau setelah pingsan.

Pingsan akibat kekurangan oksigen otak dapat terjadi karena sejumlah alasan, contohnya dehidrasi, kelelahan, hingga detak jantung yang terlalu cepat atau lambat.

7. Sepsis

Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi bakteri atau virus yang serius pada bagian tubuh seperti perut atau paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan darah menggumpal atau bahkan keluar dari pembuluh darah.

Akibatnya, organ lebih sulit mendapatkan darah dan oksigen segar, sehingga memicu keringat dingin.

8. Nyeri hebat akibat cedera

Rasa sakit akibat cedera, seperti patah tulang atau benturan keras di kepala dapat menyebabkan keringat dingin.

Mirip dengan cara syok yang memicu keringat dingin akibat organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

9. Hipoksia

Keringat dingin juga bisa terjadi akibat tubuh kekurangan oksigen atau hipoksia. Penyebab hipoksia mungkin karena penyumbatan, cedera, atau paparan racun atau alergen.

Hal tersebut dapat menyebabkan keringat dingin dan memerlukan pengobatan segera.

10. Infeksi

Flu, Covid-19, dan infeksi lainnya dapat menyebabkan demam dan keringat dingin. Terkadang, gejala tersebut muncul saat demam “mereda” atau mulai turun kembali.

Jika infeksi berkembang dan memasuki aliran darah, tubuh bisa mengalami syok septik.

11. Hipoglikemia

Kadar gula darah rendah atau hipoglikemia juga menjadi penyebab umum keringat dingin. Kondisi ini paling sering terlihat pada pengidap diabetes atau pradiabetes.

Tak hanya keringat dingin, gejala yang juga menyertai yaitu detak jantung cepat, gemetar, gugup atau cemas, pusing, hingga kelaparan.

12. Menopause

Wanita mengalami menopause karena terjadi ketika keseimbangan dua hormon tubuh (estrogen dan progesteron) berubah secara drastis dan siklus menstruasi berakhir.

Tak hanya rasa panas secara tiba-tiba, keringat dingin juga termasuk salah satu gejala fisik menopause yang paling terlihat.

13. Hiperhidrosis

Keringat berlebih atau hiperhidrosis terjadi saat tubuh berkeringat karena olahraga atau cuaca panas. Namun, keringat dingin akibat hiperhidrosis juga bisa terjadi tanpa tanda apapun.

(sy/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment