Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Makanan tiruan mungkin terlihat enak dan praktis. Tetapi, perlu cermat dalam mengonsumsinya karena makanan 'palsu' itu ada yang aman dan juga berbahaya bagi tubuh.
Makanan ini terlihat enak dan menggiurkan, padahal bahan-bahan pembuatannya tidak seperti yang dikira. Sejumlah produk menawarkan kualitas di bawah standar yang mungkin kurang bergizi atau bahkan berbahaya bagi kesehatan.
Kendati demikian, sebenarnya makanan tiruan tidak selalu buruk. Terdapat sejumlah makanan tiruan yang sebenarnya cukup baik. Karenanya kamu perlu cermat dalam memilih dan mengonsumsinya.
Dilansir dari The Daily Meal, Minggu (12/11/23), berikut sederet makanan imitasi yang aman dan tidak dikonsumsi bagi tubuh, antara lain:
1. Crab Stick
Crab stick menjadi salah satu makanan tiruan yang paling banyak ditemui di pasaran. Makanan ini sebenarnya terbuat dari bahan disebut surimi, yaitu pasta yang terbuat dari ikan putih yang dihaluskan. Setelah diproses, dibentuk, dan dimasak, surimi akan memiliki tekstur, rasa dan penampilan mirip dengan daging kepiting.
Meskipun crab stick populer, tetapi banyak juga yang tidak suka dengan makanan ini. Terlepas dari itu, crab stick sebenarnya memiliki beberapa manfaat. Crab stick jauh lebih murah daripada kepiting asli, sehingga kamu bisa menikmati sensasi makan kepiting dengan harga jauh lebih terjangkau.
Baca Juga: Polisi Berhasil Gagalkan Penyelundupan 6 Wanita Untuk Dijadikan PMI Ilegal ke Malaysia
2. Ekstrak vanilla
Vanila sering dibutuhkan dalam dunia kuliner, mulai dari tambahan perasa pada adonan kue hingga menjadi perasa dalam minuman. Namun, vanilla yang lebih sering dipakai yaitu ekstrak vanilla tiruan. Rupanya ini dibuat dari bahan bernama vanili. Vanili merupakan senyawa berasal dari biji vanilla. Vanili jauh lebih terjangkau dan mudah diproduksi.
Sedangkan ekstrak vanila asli terbuat dari biji vanili dan alkohol, serta air. Karena bahan utama biji vanili mahal, sehingga cukup sulit diproduksi.
Ekstrak vanilla imitasi tidak selamanya buruk. Kenyataannya, ekstrak vanilla ini dianggap lebih dari cukup untuk menambah rasa pada hidangan yang kamu buat. Produk ini juga bisa digunakan dalam jumlah yang dapat ditentukan sendiri takarannya.
3. Keju lembaran
Keju lembaran sering ditambah ke beberapa hidangan, misalnya burger, atau menjadi topping pada mie instan. Meskipun banyak keju dibuat dengan kehati-hatian, tetapi secara perlahan produk tersebut bisa berkembang menjadi makanan berbahaya.
Meskipun keju lembaran juga bisa meleleh dengan baik, tetapi keju ini memiliki rasa di bawah standar. Rasanya terkenal lebih dominan seperti plastik. Teksturnya juga terasa artifisial.
Ahli gizi, Lori Walker menjelaskan, dari segi kandungan nutrisi, keju lembaran mengandung natrium dan lemak jenuh yang bisa meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko stroke hingga serangan jantung.
4. Madu
Tidak semua madu yang dijual di pasaran asli. Banyak juga yang menjual produk madu palsu, sehingga kamu perlu memperhatikan kemasannya.
Jika pada kemasan diberi label 'asli', '100%', 'alami', biasanya itu madu asli yang berasal dari lebah langsung dan belum diproses secara ekstensif. Sebaliknya, madu palsu biasanya tidak mencantumkan klaim apapun di labelnya. Barang ini mungkin diklaim sebagai produk madu saja.
5. Margarin
Margarin sering digunakan saat masak. Biasanya bahan ini digunakan sebagai pengganti minyak atau menjadi olesan pada beberapa makanan. Margarin rupanya termasuk makanan tiruan.
Olesan ini dianggap sebagai alternatif mentega yang lebih terjangkau di Prancis, pada abad ke-19. Sampai saat ini, olesan tersebut menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin lemak seperti mentega tapi versi lebih murah.
Sayangnya, margarin punya beberapa dampak buruk bagi kesehatan karena proses hidrogenasi yang dilakukan minyak nabati untuk membuatnya. Hidrogenasi ini menghasilkan tambahan lemak jenuh dan lemak trans.
(sy/hn/nm)