Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Makanan tertentu bisa menimbulkan reaksi alergi yang sangat berbahaya, bahkan mengancam nyawa, bagi sebagian orang. Untuk itu, penting mengetahui jenis makanan apa saja yang dapat menimbulkan reaksi alergi.
Pada dasarnya, alergi makanan bisa muncul akibat sistem kekebalan tubuh yang mengira bahwa zat dalam makanan, terutama protein, berbahaya bagi tubuh. Sabtu (3/6/23).
Sistem kekebalan bertugas untuk melindungi tubuh dengan memproduksi antibodi yang akan mengidentifikasi dan menghancurkan kuman seperti bakteri atau virus penyebab penyakit.
Pada tubuh orang yang memiliki alergi, antibodi bernama Immunoglobulin E (IgE) keliru menganggap protein dalam makanan sebagai ancaman.
Lalu, IgE pun bergerak menuju sel-sel untuk melepas beberapa bahan kimia, salah satunya adalah histamin. Histamin inilah yang menyebabkan munculnya sebagian besar gejala reaksi alergi akibat makanan.
Histamin menyebabkan pembuluh darah mengembang sehingga membuat kulit di sekitarnya lebih merah dan membengkak. Senyawa ini juga memengaruhi saraf pada kulit sehingga menyebabkan gatal.
Selain itu, histamin meningkatkan jumlah lendir yang diproduksi dalam lapisan hidung sehingga menimbulkan rasa gatal atau sensasi terbakar.
Ada juga jenis alergi makanan lain yang tidak melalui perantara Immunoglobulin E. Pada jenis ini, alergi disebabkan oleh berbagai sel pada sistem kekebalan tubuh.
Gejala reaksi alergi ini muncul lebih lama dan biasanya akan menimbulkan gejala berupa reaksi pada saluran pencernaan seperti muntah, kembung, dan diare.
Berikut daftar makanan yang paling sering menyebabkan reaksi alergi, dikutip dari hellosehat.com.
Baca Juga: Tak Banyak Diketahui, Ini Lima Manfaat Sayur Sawi Putih Bagi Kesehatan
1. Produk susu
Susu hewani mengandung protein bernama kasein. Protein ini bisa disalahartikan sebagai virus atau bakteri oleh tubuh. Hal inilah yang menjadi penyebab alergi makanan.
2. Telur
Telur merupakan makanan yang kerap menjadi penyebab alergi karena kandungan protein albumin yang terdapat pada putih telur.
Bagi Anda yang memiliki alergi telur, sebaiknya juga menghindari jenis makanan lain yang berbahan dasar telur.
3. Daging
Proses memasak daging akan melepaskan banyak protein yang dapat memicu alergi. Selain itu, daging mamalia mengandung antibodi alami bernama galactose-alpha-1 atau alpha-gal.
Ketika alpha-gal berinteraksi dengan karbohidrat, hal ini akan menimbulkan gejala, seperti gatal di seluruh tubuh, ruam kulit, atau sakit perut.
Jenis daging yang sering menjadi penyebab alergi makanan adalah daging sapi. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa daging lainnya bisa memicu alergi daging, seperti daging ayam, bebek, babi, atau kambing.
4. Kacang-kacangan
Tak hanya reaksi yang ringan, alergi kacang bisa menyebabkan anafilaksis atau atau reaksi alergi yang mengancam nyawa.
Beberapa gejalanya meliputi penyempitan saluran udara, pembengkakan di tenggorokan yang membuat sulit bernapas, syok tekanan darah, sampai kehilangan kesadaran.
5. Makanan laut
Alergi seafood atau makanan laut merupakan salah satu alergi yang paling umum terjadi. Kira-kira, ada sekitar 1% dari seluruh populasi di dunia yang memiliki alergi ini.
Alergen protein yang terdapat dalam satu kelompok makanan laut pun tidak selalu sama dengan yang lain.
Oleh karena itu, ada seseorang yang hanya alergi pada ikan, ada juga seseorang yang memiliki alergi ikan dan kerang.
6. Sayuran nightshade
Ternyata, sayuran juga bisa menjadi penyebab yang memicu reaksi alergi, terutama sayuran yang termasuk dalam jenis nightshade.
Sayur nightshade adalah sayur jenis Solanaceae. Kebanyakan sayuran jenis ini tidak dapat dikonsumsi dan bahkan ada beberapa yang mematikan jika dimakan, seperti tanaman belladonna.
7. Gandum
Munculnya alergi gandum terjadi akibat protein albumin, globulin, gliadin, maupun gluten yang terdapat pada sumber karbohidrat kompleks ini.
Protein yang masuk ke dalam tubuh pun membuat sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi untuk menyerangnya. Akibatnya, timbullah gejala alergi makanan, seperti gatal-gatal atau ruam kulit.
8. Kedelai
Kebanyakan alergi kedelai terjadi pada bayi, tapi reaksi alergi ini akan menghilang seiring dengan pertambahan usia. Meski demikian, ada juga orang dewasa yang masih memiliki alergi kedelai.
(ek/pr/um)