Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Serat merupakan salah satu zat yang penting untuk kesehatan pencernaan. Kandungan yang dikonsumsi dapat membuat buang air besar menjadi lebih lancar karena serat dapat melunakkan dan menambah volume pada feses.
Tak hanya itu, serat memiliki manfaat lain untuk mikrobioma dan kesehatan secara keseluruhan. Diet tinggi serat membantu menjaga berat badan tetap terkendali dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Mengutip dari Harvard Health Publishing, Sabtu (18/5/24), penelitian mengenai orang yang mengonsumsi cukup serat akan lebih kecil terkena risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Penelitian terbaru juga menyarankan masyarakat untuk meningkatkan asupan serat dalam proses diet. Jika ingin menambahkan lebih banyak makanan berserat ke dalam diet, pastikan memakannya secara bertahap dan jangan lupa minum cukup air.
Baca Juga: Kompolnas Optimistis Kasus Vina Cirebon Bakal Diungkap Tuntas
Sistem pencernaan harus beradaptasi secara perlahan untuk menghindari gas, kembung, diare, dan kram perut yang disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan terlalu banyak dan terlalu cepat. Tubuh akan secara bertahap beradaptasi dengan peningkatan serat setelah sekitar seminggu.
Adapun itu, untuk setiap 1.000 kalori yang dikonsumsi, banyaknya serat yang dibutuhkan adalah sebanyak 14 gram. Asupan kalori spesifik dapat bervariasi tergantung pada tingkat aktivitas seseorang.
"Tapi daripada menghitung jumlah serat harian, fokuslah pada penambahan lebih banyak porsi makanan berserat ke dalam diet Anda," ujar Eric Rimm, professor of epidemiology and nutrition at Harvard's T.H. Chan School of Public Health.
Makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dapat dikonsumsi secara utuh dan sangat baik untuk diet. Suplemen serat yang dijual bebas dalam bentuk kapsul atau bubuk yang dicampur dengan air juga bisa menjadi alternatif, namun tetap tidak bisa dijadikan sumber serat utama.
"Jika memang kesulitan mengonsumsi makanan berserat, maka kadang-kadang boleh digunakan. Itu juga tidak terbukti berbahaya, tapi tetap tidak boleh dijadikan sumber utama serat dalam diet Anda," pungkasnya.
(sy/pr/nm)