Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Seorang ahli endokrinologi mengungkap diabetes tipe 2 menjadi lebih umum karena pola makan yang semakin tidak sehat dan gaya hidup tidak aktif yang mengakibatkan peningkatan berat badan.
Konsultan Ahli Endokrinologi, dr. Mark Vanderpump mengatakan, diabetes tipe 2 berkembang karena resistensi terhadap aksi hormon insulin di hati. Mungkin juga ada produksi insulin yang rusak dari pankreas.
"Pada tahap awal, diabetes tipe 2 tidak menunjukkan gejala dan biasanya ditemukan pada tes darah rutin. Itu bisa berlangsung lama sebelum diagnosis dan dikaitkan dengan fitur sindrom metabolik," jelas dr. Vanderpump dikutip dari laman Express, Sabtu (29/7/23).
Sindrom metabolik mengacu pada trilogi peningkatan tekanan darah dan kolesterol serta 'obesitas sentral'. Menurut dia, indikasi obesitas sentral, yakni ukuran pinggang 34 inci (sekitar 86,3 cm) pada wanita, dan 40 inci (sekitar 101,6 cm) atau lebih pada pria.
Baca Juga: Pentingnya Sarapan yang Tidak Boleh Dilewatkan
"Kemudian, gejala khas berkembang termasuk produksi berlebihan dan buang air kecil, haus, sariawan, penglihatan kabur, dan penurunan berat badan," tuturnya.
Tak hanya itu, diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah penglihatan, masalah saraf, kerusakan ginjal, serangan jantung, dan strok. Vanderpump menyebut orang dengan diabetes lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan tinggal lama di rumah sakit.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, diabetes berimplikasi pada kemampuan bekerja di masa depan, peningkatan kebutuhan perawatan, dan penurunan harapan hidup.
"Diagnosis dini dan pengobatan yang optimal dapat membantu menghindari atau setidaknya menunda komplikasi," jelasnya.
(sy/pr/nm)