Tribratanews.tribratanews.com - Tolikara. Bentrokan antarwarga di Tolikara, Papua menyebabkan tujuh orang luka-luka terkena panah. Polisi saat ini menerjunkan 100 personel untuk mencegah bentrokan susulan.
"Situasi sore menjelang malam ini masih dalam keadaan terkendali. Kita juga menyiagakan 100 personel lebih gabungan dengan Polres dengan Brimob dengan TNI," jelas Kapolres Tolikara, AKBP Dicky Hermansyah Saragih, Senin (26/9/2022).
Bentrokan ini melibatkan warga Desa Kogome dan Desa Kimibur. AKBP Dicky Hermansyah Saragih mengatakan pihaknya hari ini juga sudah mempertemukan perwakilan masing-masing pihak untuk didamaikan.
"Tadi masing-masing kepala adat, kepala suku kedua pihak ini kita imbau untuk menahan diri tidak melakukan penyerangan kembali," kata AKBP Dicky Hermansyah Saragih.
"Kondisi saat ini kita dari TNI Polri berdiri di tengah untuk antisipasi. Kita koordinir tadi tokoh kedua belah pihak kita bangun komunikasi damai," imbuhnya.
Menurut Dicky, baik pihak warga Desa Kogome dan Desa Kimibur sama-sama sepakat untuk damai. Namun kesepakatan damai itu masih dibahas lebih lanjut.
"Mereka tokoh kedua pihak ini sebenarnya sudah damai berdamai, tinggal merumuskan bentuk-bentuk perdamaiannya seperti apa," katanya.
Untuk diketahui, bentrokan antarwarga ini menyebabkan tujuh orang luka-luka terkena panah.
"Ada yang terluka dari pihak Desa Kogome ada 4 orang terluka, sedangkan Kimibur 3 orang," ujar AKBP Dicky Hermansyah Saragih.
Ketujuh orang luka itu telah dibawa ke RS Wamena untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Kondisinya disebut mulai membaik.
"Ada yang terluka kena panah, ada yang di paha, kaki, dada sama perut," tutur AKBP AKBP Dicky Hermansyah Saragih.