Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Turki membuka kemungkinan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menlu Ukraina, Dmytro Kuleba, bertemu lagi untuk dialog demi menghentikan perang yang masih terus berkecamuk.
"Ada kemungkinan pertemuan tingkat lebih tinggi, setidaknya di tingkat menteri luar negeri sekitar sepekan atau dua pekan ini," ujar Menteri Luar Negeri Turki, seperti dikutip Reuters, Kamis (31/03/22).
Menteri Luar Negeri Turki kemudian berucap, Yang penting adalah kedua belah pihak datang dan sepakat gencatan senjata permanen. Kami ingin menjadi tuan rumah pertemuan antar-menlu ini sebagai mediator.
Kuleba dan Lavrov sudah pernah bertemu di Antalya, Turki, pada awal Maret lalu. Dalam pertemuan perdana setelah invasi Rusia tersebut, kedua menlu tak mencapai kesepakatan apa pun. Setelah itu, Turki kembali menjadi tuan rumah perundingan damai Rusia dan Ukraina yang berlangsung di Istanbul pada 28-30 Maret. Namun, kedua negara ini lagi-lagi gagal mencapai gencatan senjata.
"Apakah sudah berakhir? Tidak. Beberapa langkah diambil untuk mengurangi ketegangan, meskipun kami tak banyak terlihat di lapangan.Beberapa bilang itu taktik manuver. Beberapa ragu. Kami waspada," ujar Cavusoglu.
Meski gagal gencatan senjata, Rusia dan Ukraina menyepakati beberapa isu yang bisa dibahas lebih lanjut, di antaranya kesiapan Ukraina untuk menyandang status netral. Selain itu, mereka juga sepakat untuk membahas kembali status Crimea, jaminan keamanan Ukraina, dan kemungkinan pertemuan antara Presiden Volodymyr Zelenksy dan Presiden Vladimir Putin.
Tak hanya itu, Rusia juga mengklaim bakal mengurangi serangan di dua kota di Ukraina, yakni Kyiv dan Chernihiv. Namun, sehari setelah melontarkan klaim tersebut, ledakan masih terdengar di Kyiv, Mariupol, dan kota lain.
Rusia pun masih terus menggempur Ukraina sejak memulai invasi pada 24 Februari lalu. Korban sipil terus berjatuhan. Selain itu, mereka juga sepakat untuk membahas kembali status Crimea, jaminan keamanan Ukraina, dan kemungkinan pertemuan antara Presiden Volodymyr Zelenksy dan Presiden Vladimir Putin.
Tak hanya itu, Rusia juga mengklaim bakal mengurangi serangan di dua kota di Ukraina, yakni Kyiv dan Chernihiv. Namun, sehari setelah melontarkan klaim tersebut, ledakan masih terdengar di Kyiv, Mariupol, dan kota lain.
Rusia pun masih terus menggempur Ukraina sejak memulai invasi pada 24 Februari lalu. Korban sipil terus berjatuhan. Menurut catatan PBB, setidaknya 1.119 warga sipil tewas, dan 1.790 lainnya terluka.
Turki: Menlu Rusia-Ukraina Mungkin Bertemu Lagi demi Setop Perang
1 April 2022 - 19:46
WIB
Sign in to leave a comment