Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Pelaksana Tugas Presiden Sri Lanka yang juga Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe, mendeklarasikan status darurat pada Minggu (17/7), menjelang pemungutan suara pemilihan presiden baru yang akan berlangsung 20 Juli mendatang.
Status itu diterapkan sebagai upaya pemerintah memadamkan demonstrasi yang sudah berlangsung 100 hari dan mengatasi krisis ekonomi di negara itu yang kian memburuk hingga dicap bangkrut. "Adalah bijaksana, demikian untuk dilakukan, demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan pemeliharaan persediaan dan layanan yang penting bagi kehidupan masyarakat," bunyi pemberitahuan pemerintah dikutip Reuters.
Status darurat sempat diberlakukan Sri Lanka beberapa hari lalu karena situasi semakin memburuk namun segera dicabut lantaran keadaan tak kunjung membaik.
Sri Lanka berada dalam kekacauan imbas krisis ekonomi yang mendera negara itu. April lalu negara Asia Selatan ini kemudian dinyatakan bangkrut. Harga barang melambung, terutama impor, bahan bakar minyak (BBM) semakin langka. Di tengah situasi yang mencekik, warga menggelar protes.
Setelah berbulan-bulan didemo, Presiden Gotabaya Rajapaksa akhirnya resmi mundur pada Jumat pekan lalu. Rajapaksa melayangkan surat mundur ketika dirinya kabur ke luar negeri menghindari amuk massa yang kian menggila hingga kemungkinan penangkapan. Rajapaksa kini berada Singapura.
Sebelum Rajapaksa kabur, ribuan massa menggeruduk Istana Presiden, Kantor Perdana Menteri dan gedung pemerintahan lain. Para demonstran itu menuntut Presiden Rajapaksa mundur.
Wickremesinghe pun diangkat menjadi plt Presiden demi mengisi kekosongan jabatan. Menurut aturan Sri Lanka, jika presiden turun memang perdana menteri akan menggantikan posisinya, Pedemo makin geram, mereka tak mau kroni-kroni Rajapaksa menguasai negara.
Saat tiba di Singapura, Rajapaksa akhirnya mengirim surat pengunduran diri ke parlemen dan resmi lengser pada Jumat (15/7).
Di Ibu Kota Kolombo, ribuan massa dan warga bersuka cita, merasa perjuangan selama ini membuahkan hasil. Usai menerima surat pengunduran diri Rajapaksa, parlemen Sri Lanka menggelar pertemuan untuk memproses pemilihan presiden baru.
Wickremesinghe yang juga sekutu dekat Rajapaksa disebut menjadi pesaing utama mengambil kursi kepresidenan. Padahal, ribuan pedemo turut menolak Wickremesinghe menjadi plt Presiden dan menuntutnya mengundurkan diri juga bersama Rajapaksa.
Sri Lanka Deklarasi Status Darurat Jelang Pemilihan Presiden Baru
18 July 2022 - 22:01
WIB
Sign in to leave a comment