Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa dikabarkan telah mengajukan surat pengunduran diri usai meninggalkan negaranya di tengah krisis ekonomi.
Dua orang sumber Reuters di pemerintahan menyebut Gotabaya mengirim surat pengunduran diri via email kepada pimpinan parlemen Sri Lanka. Gotabaya dikabarkan mengirim surat itu setelah melarikan diri ke Singapura.
Sejauh ini belum diketahui surat pengunduran diri Gotabaya diterima atau tidak karena hanya dikirim via email. Parlemen belum menerima surat pengunduran diri dalam bentuk fisik dari Gotabaya.
Sebelumnya, Sri Lanka dilanda krisis ekonomi akibat tidak mampu membayar utang luar negeri. Pada April lalu, pemerintah Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri sebesar US$15 miliar atau sekitar Rp764 triliun.
Banyak harga barang mengalami kenaikan, terutama barang impor, dan bahan bakar minyak (BBM) kian hari, kian langka. Walhasil, gejolak di masyarakat tak bisa dibendung.
Demonstrasi besar-besaran tampak di berbagai wilayah Sri Lanka. Rumah Gotabaya Rajapaksa pun diduduki massa, sementara pemilik rumah berupaya meninggalkan negaranya.
Gotabaya lalu terbang ke Maldives menggunakan pesawat militer. Setelah itu, ia bertolak ke Singapura. Pemerintahan sementara dipegang oleh Plt Presiden. Masyarakat pun menuntut Gotabaya agar lekas mengundurkan diri dari jabatan.
Ketua partai oposisi utama Sri Lanka disebut akan mencalonkan diri menjadi presiden selanjutnya menyusul gonjang-ganjing ekonomi dan politik di negara itu. "Kelompok parlemen dari Samaggi Jana Balawegaya mendukung pemimpin [partai] Sajith Premadasa," kata salah satu pejabat kepada media pada Selasa (12/7).