Presiden Jokowi Hadiri KTT G7 di Jerman, Kenapa Indonesia Bisa Diundang?

28 June 2022 - 00:55 WIB

Tribratanews.tribratanews.com – Jakarta. Usai 13 jam perjalanan, Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba di Munich International Airport, Jerman, pada Minggu (26/6). Jokowi mengunjungi Jerman untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) G7.

KTT G7 merupakan forum tahunan yang dilaksanakan oleh negara-negara industri maju yang terdiri dari Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Kanada, dan Prancis.

Forum ini membahas situasi global yang bertujuan untuk mencapai keputusan dan kesepakatan untuk bekerja sama di bidang-bidang tertentu. Namun, keputusan dan kesepakatan itu hanya bersifat usulan dan rekomendasi, sehingga tidak bersifat mengikat.

Hasil pertemuan puncak biasanya diumumkan dalam sebuah komunike atau pernyataan bersama.

Khusus pertemuan tahun ini, KTT G7 diprediksi bakal fokus membahas dampak invasi Rusia ke Ukraina yang telah berjalan selama 4 bulan lebih, terutama soal ancaman terhadap pasokan pangan global. Sampai saat ini, gempuran Rusia ke Ukraina, terutama wilayah timur negara eks Uni Soviet itu, malah menggila.

Sementara itu, Ukraina merupakan salah satu penghasil gandum utama dunia.

Ketegangan politik dan perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina saat ini juga berdampak pada lonjakan harga energi dan mendorong angka inflasi di negara-negara maju. Meskipun G7 hanya mewakili sepuluh persen populasi dunia, kelompok ini menguasai 45 persen perekonomian global.

Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, G7 mengungang wakil-wakil negara berkembang untuk hadir dan bersuara.

Dikutip Reuters, Jerman, sebagai tuan rumah KTT G7 tahun ini, mengundang Senegal, Argentina, Indonesia, India, dan Afrika Selatan sebagai negara mitra dalam pertemuan kali ini.

Selain itu, Indonesia tahun ini juga menjabat sebagai Presiden G20 yang puncaknya akan berlangsung pada Oktober mendatang.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung, Presidensi Indonesia di G20 juga terus menjadi sorotan lantaran sejumlah negara anggota seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, hingga Australia, mendesak Jakarta agar memboikot partisipasi Moskow dalam pertemuan tahun ini.

AS bahkan mengancam tak akan menghadiri rangkaian G20 tahun ini jika delegasi Rusia masih berpartisipasi.

Namun, Indonesia sejauh ini masih menegaskan berupaya mengundang seluruh negara G20 agar hadir pada KTT di Bali pada Oktober mendatang, termasuk Presiden Vladimir Putin.

Share this post

Sign in to leave a comment