www.tribratanews.com - Jakarta. Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland mengatakan partisipasi Rusia dalam pertemuan para menteri keuangan G20 yang dibayangi invasi ke Ukraina tidak masuk akal.
Selama dua hari pembicaraan dalam pertemuan yang digelar di Bali, para kepala keuangan mencari solusi untuk krisis pangan dan energi, sambil menuduh teknokrat Rusia memperburuk masalah. Namun, para peserta gagal mengeluarkan pernyataan akhir.
Freeland mengatakan pemerintahnya memprotes pertemuan itu. Mereka bahkan tidak ingin Rusia berada di forum G20.
"Kehadiran Rusia dalam pertemuan ini seperti mengundang pelaku pembakaran ke pertemuan petugas pemadam kebakaran," katanya dalam konferensi pers melalui telepon dari Bali.
"Itu karena Rusia secara langsung dan satu-satunya bertanggung jawab atas invasi ilegal ke Ukraina, dan konsekuensi ekonominya, yang dirasakan oleh kita semua," kata Freeland.
Freeland berpendapat teknokrat Rusia yang, katanya, bekerja untuk mendanai perang yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin sama terlibat dalam kejahatan perang seperti halnya para jenderal di lapangan yang menyerang Ukraina.
Freeland juga membela keputusan Kanada untuk mengizinkan kembalinya turbin ke Jerman, yang diperbaiki di Kanada, untuk digunakan dalam pipa Nord Stream 1 yang mengirimkan gas Rusia ke Eropa. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam keras keputusan ini.
"Tantangan energi yang dihadapi Jerman dan banyak mitra Eropa kami sangat nyata. Dan Kanada mengakui itu," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, mengutuk delegasi Rusia habis-habisan karena tetap mendukung Presiden Vladimir Putin meski telah melancarkan invasi ke Ukraina dan membuat perekonomian global memburuk.
Yellen mendesak Rusia bertanggung jawab atas "konsekuensi mengerikan" dari perang yang dimulai oleh Putin tersebut. Kecaman itu ia utarakan saat berbicara dalam sesi pembukaan pertemuan menkeu dan gubernur bank sentral negara G20 di Bali, Kamis (15/7).
Dalam pertemuan itu, delegasi Rusia dipimpin Wakil Menteri Keuangan Rusia Timur Maksimov. Sementara itu, Menkeu Rusia Anton Siluanov berpartisipasi dalam rapat secara virtual saat Yellen berbicara.
Negara Barat, terutama AS, terus mendesak Rusia agar dilarang ikut pertemuan G20 tahun ini yang digelar Indonesia sebagai penolakan keras atas invasinya ke Ukraina pada Februari lalu.
Namun, Indonesia sebagai Presiden G20 tahun ini menegaskan tetap bersikap netral dan mengundang seluruh anggota termasuk Rusia.