Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Kerusuhan anti-muslim terus merebak di Inggris, akibat penusukan tiga anak perempuan saat acara tari (dance) bertema Taylor Swift di Southport. Muncul rumor hoax bahwa pelaku adalah imigran muslim.
Demonstran yang berasal dari sayap kanan menargetkan pencari suaka dan komunitas etnis minoritas di seluruh negeri. Kebencian terhadap Muslim dan imigran ini tercermin dalam nyanyian-nyanyian dari massa pengunjuk rasa.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kerusuhan.
"Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban," ujar Kemlu RI, Selasa (6/8/24).
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London juga telah mengimbau agar WNI di Inggris untuk meningkatkan kewaspadaan. Mereka diminta selalu mengikuti arahan otoritas setempat.
Adapun nomor hotline darurat yang dapat dihubungi bila kondisi mengancam antara lain 112 atau 999, serta saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007.
"WNI diminta meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya demonstran," tuturnya.
Sebagai informasi, jumlah WNI di Inggris mencapai ribuan orang. Mereka tersebar di banyak kota seperti London, Manchester, Liverpool, Sunderland, Bristol, dan Nottingham.
(mz/hn/nm)