Eks PM Malaysia Puji Presiden Jokowi ke China Temui Xi Jinping

29 July 2022 - 22:26 WIB

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memuji langkah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk berkunjung ke China temui Presiden Xi Jinping serta melawat ke Jepang dan Korea Selatan. Razak menganggap langkah Jokowi itu merupakan bentuk dari diplomasi teladan.

Sebagaimana diberitakan South China Morning Post, Najib dalam unggahan Facebook menyampaikan negara tetangga Malaysia tengah maju secara ekonomi, mengingat pemimpin mereka telah melakukan "langkah proaktif" terkait perdagangan dan investasi.

Pernyataan tersebut merujuk pada kunjungan Jokowi ke China, Jepang, dan Korea Selatan pada pekan ini.

Najib turut mengatakan kala kepemimpinannya, Malaysia dapat menyelesaikan krisis bersama beberapa pemimpin dunia. Ia juga mengklaim perusahaan lokal bahkan meminta bantuannya untuk memfasilitasi investasi asing.

Meski begitu, Najib menyayangkan tuduhan koalisi Pakatan Harapan yang menilainya 'menjual' Malaysia. "Pakatan Harapan mengatakan saya menjual negara. Saya juga dikritik karena membawa investor dari luar negeri. Seharusnya saya memperkuat ekonomi asing ketimbang membawa investasi untuk masyarakat kita," kata Najib lagi.

Selain itu, Najib menuduh pemerintahan Pakatan Harapan menghancurkan hubungan baik yang telah dibuatnya dengan pemerintahan asing.

Menurut analis politik Oh Ei Sun, pernyataan tajam Najib ditujukan untuk memperkuat posisi kubunya dalam pemerintahan. Najib tak hanya menyasar aliansi Pakatan Harapan, tetapi juga pemerintahan saat ini.

Sebagaimana diberitakan Britannica, Najib menjabat sebagai perdana menteri Malaysia sejak 2009 hingga 2018.

Najib sendiri terlibat kasus penyalahgunaan kekuasaan, pencucian uang, dan pelanggaran atas kepercayaan. Akibat kasus itu, Najib didakwa 12 tahun penjara dan harus membayar denda senilai US$50 juta (Rp742 miliar) pada Juli 2021.

The Diplomat melaporkan Najib menerima kekayaan senilai 42 juta ringgit (Rp140 miliar) dari SRC International, yang dahulu merupakan unit dari 1MDB.

Dana tersebut diterima bukan untuk kepentingan nasional.

1MDB sendiri merupakan program investasi negara Malaysia yang dipantau langsung oleh Najib. Pada 2015, laporan menemukan bahwa sekitar US$700 juta (Rp10 triliun) dana masuk ke akun bank Najib. Pihak 1MDB dan Najib membantah melakukan kesalahan, tetapi kasus itu kemudian diselidiki sebagai kasus korupsi.

Share this post

Sign in to leave a comment