Tribratanews.polri.g.id - Direktorat Tipidter Bareskrim Mabes Polri berhasil menemukan dan mengungkapkan lokasi yang diduga sebagai tempat penimbunan BBM Solar bersubsidi depan Taman Koppasus RT/RW 19/07 Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten, Kamis (2/3/23) lalu.
Kanit 2 Subdit 2 Dittipidter Bareskrim Polri Kompol Anton Hermawan, M.H., menjelaskan, dalam pengungkapan tersebut petugas berhasil mengamankan, 8 pelaku, yaitu Hengki Fitsar (James), Supriyadi, Wisnu Aji Saputra, Andi Mustofa, Ramdhan Febriana, Ibra Ferdiansyah, Edwin Mahbudi, Samudin. Selain itu juga sejumlah barang bukti sekitar 16 penampung jenis kempu (kotak penyimpanan), 3 unit mobil tangki, 3 unit truk, 44 ton solar bersubsidi serta 1 bundle kode QR yang ketika ditotalkan sebanyak 65 ton solar bersubsidi.
Baca juga : Polisi Ungkap Kasus Perdagangan Orang Internasional di Jatim
“Adapun modus operandi yang dilakukan adalah kegiatan oplosan BBM jenis solar bersubsidi. Selain itu, pangkalan solar milik James tersebut tidak memiliki Badan Hukum atau Badan Usaha. Sehingga tidak memiliki dokumen perizinan. Bahkan, solar oplosan yang dicampur minyak mentah olahan dijual kepada pihak lain secara illegal,” jelas Kompol Anton Hermawan, M.H., Selasa (7/3/23).
Selain itu, James juga melakukan penampungan solar bersubsidi dipangkalan yang dibeli dari SPBU dengan menggunakan kode QR atau barcode yang kemudian dijual kembali ke pelaku usaha/perusahaan dengan harga non subsidi.
“Penimbunan BBM Solar bersubsidi merupakan tindak pidana karena menimbulkan kerugian bagi negara dan masyarakat serta berbahaya karena proses penyimpanannya dilakukan tidak sesuai standar keamanan,” ujar Kompol Anton Hermawan.
Akibat perbuatannya, para pelaku disangkakan, sesuai dengan Pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang menyebutkan Setiap orang yang menyalahgunakan Pengangkutan dan/atau Niaga Bahan Bakar Minyak yang disubsidi Pemerintah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi Rp60 miliar.
(af/hn/um)